Pages

Selasa, 03 Agustus 2010

Ketidakmampuan Cinta Kasih

Siang hari, saya bersama seorang teman sekelas pergi ke pusat penelitian untuk menemui guru pembimbing. Dalam perjalanan dia bertanya apakah saya tahu sejenis penyakit yang dinamakan “ketidakmampuan cinta kasih”. Saya bilang tidak pernah dengar perkataan tersebut dan meminta penjelasan kepadanya.

Teman saya tidak memberikan jawaban, malah bertanya, “Coba lihat apakah mata saya terdapat lingkaran hitam? Kemarin saya tidak tidur semalaman.”

Saya mengamati wajahnya, tidak menemukan ada lingkaran hitam di sekitar matanya, yang ada malahan jerawat yang memenuhi wajahnya. Mendengarkan perkataan saya, dia tertawa dan berkata, kemarin semalaman dia menemani sahabatnya mengobrol, karena telah dicampakkan oleh pacarnya.

Kisahnya begini, sahabatnya sejak berusia 23 tahun telah menjalin kasih dengan seorang pria berusia 3 tahun lebih muda darinya. Selama ini jalinan kasih mereka baik-baik saja, telah dipertahankan selama 6 tahun. Namun ketika hendak menuju pelaminan, mendadak pria itu mencampakkan dirinya. Mendengar kisah tersebut, teman saya merasa tidak terima atas kejadian yang menimpa sahabatnya itu.

Dia lalu berkata, “Sungguh pria berhati keji! Tahukah kamu pria itu makhluk yang lebih mudah berubah daripada perempuan. Dalam menghadapi mereka (kaum pria), jangan sekali-kali menggunakan perasaan yang sebenarnya, harus menggunakan akal sehat untuk menghadapi pria, baru bisa tidak sampai dirugikan.” 



Kemudian teman sekelas ini mengeluh dengan berkata, “Di masyarakat sekarang ini untuk bisa mencari seorang pria yang baik, benar-benar sulit sekali. Susah payah menemukan seorang pria yang berpenampilan agak lumayan, hasil akhirnya masih juga ‘ketidakmampuan cinta kasih’.”

Ketidakmampuan cinta kasih sangat berbeda sekali dengan impotensi. Jika menikah dengan seorang pria yang impoten masih ada harapan, karena bisa diobati. Walau tidak bisa disembuhkan, masih bisa menyesuaikan diri untuk mengarungi hidup bersama.

Jika suami terjangkiti oleh penyakit ketidak mampuan cinta kasih, maka tidak akan bisa tertolong, karena tidak bisa disembuhkan. Hanya bisa menerima siksaan batin sepanjang hidupnya...”

Mendengar pendapat teman saya ini, saya tidak dapat menahan ketawa, karena saya menganggapnya terlalu pesimis. Kecewa terhadap kaum adam tidak bisa menimpakan seluruh kesalahan pada mereka, kaum hawa sendiri juga bermasalah.

Umumnya kaum hawa mempunyai harapan yang terlalu tinggi terhadap kaum adam. Kaum hawa mendambakan mendapat pasangan yang sempurna sesuai dengan impiannya. Tetapi di dunia ini siapa yang bisa sesempurna itu? Kaum hawa sendiri mana ada yang sempurna?

Ketika kaum hawa menuntut kaum adam agar bisa menjadi berhasil, dalam hati kaum hawa ada berapa besar kadar cinta kasih yang terkandung di dalamnya? Jika tuntutannya melewati batas, bukankah juga merupakan ketidak mampuan cinta kasih?

Maka, bentuk aneh dari ketidakmampuan cinta kasih bersumber dari hati manusia yang telah berubah menjadi materialis. Cinta kasih tidak lagi membuat orang merasakan kehangatan, melainkan membuat orang merasa terbebani, membuat orang menjadi letih.

Lepaskanlah segala beban tanggungan, untuk mencintai seseorang apakah juga bisa lelah? Pasti tidak akan bisa lelah. Orang yang di dalam hatinya dipenuhi cinta, akan selalu memikirkan bagaimana memberikan perhatiannya yang lebih banyak kepada kekasihnya, mana ada suasana hati yang lega dan santai untuk memikirkan dirinya menjadi lelah atau tidak?

Meskipun sesungguhnya merasa letih, bagi orang yang mempunyai cinta kasih boleh dikatakan ini adalah keindahan dari kebahagiaan, karena berkorban untuk orang yang dia kasihi ini pada hakekatnya akan membuat dia merasa bahagia dan puas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...