Pages

Selasa, 10 Agustus 2010

Tersenyum Kepada Dunia


Selama perjalanan hidup, terkadang kita menemukan banyak kemunduran dan kesulitan. Beberapa orang merasa sakit hati, bingung, atau bahkan sedih. Beberapa merasa seperti tersesat dan tidak bisa keluar untuk jangka waktu yang cukup lama.

Saat menenangkan diri, kita coba tanyakan pada diri sendiri: mengapa manusia harus menjalani kesulitan dengan cara ini? Seorang teman saya pernah berkata bahwa segala sesuatu yang terjadi berhubungan erat dengan takdir yang di belakangnya. Ini sungguh-sungguh benar.

Semuanya disebabkan oleh hubungan sebab akibat. Oleh karena itu, kita tidak perlu terlalu mengkhawatirkan hasil dari kejadian yang kita alami sehari-hari. Selain itu, banyak orang bijaksana menyadari bahwa dunia ini adalah sebuah tempat ilusi dan lingkungan yang diciptakan Tuhan untuk membantu orang membayar hutang karmanya.

Hanya setelah membayar hutang-hutangnya selama proses reinkarnasi dapat suatu saat kembali ke rumah sesungguhnya mereka, tempat yang jauh lebih baik. Dari perspektif ini, tidak selalu berarti buruk apabila seseorang mengalami penderitaan dan menghadapi kejadian yang tidak diinginkan dalam kehidupannya.

Ketika mengalami sesuatu kejadian yang buruk, jika kita dapat melihat ke dalam dan menganggapnya sebagai sebuah kesempatan untuk membayar kesalahan diri sendiri, maka kita akan menjadi semakin dewasa. Lalu kejadian tersebut tidak akan terjadi dengan sia-sia.

Pada kenyataannya, kita akan selalu dapat menangani hal-hal dengan cara yang sederhana jika kita menggunakan kemampuan dan kebijaksanaan. Dalam sebuah artikel, seorang kultivator menulis, “Kesederhanaan adalah salah satu jenis kebijaksanaan.”

Menurut pendapat saya, kesederhanaan tidak hanya merupakan bentuk kebijaksanaan namun juga merupakan manifestasi dari kemampuan dan alam  pikiran seseorang. Setiap kali menghadapi sesuatu, jika kita mampu berpikiran jernih terhadap apa yang harus dihargai dan apa yang harus dilepas, maka kita akan mampu menangani segala sesuatu hal dengan belas kasih, bukan dengan cara emosional. Dengan cara ini, banyak hal dapat ditangani dengan lebih baik.

Dari perspektif lain, anggaplah sesuatu yang negatif terjadi dan menyebabkan kita menderita, kita harus mengambilnya sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri sendiri atau bahkan lebih. Hanya dengan demikian kita dapat memanfaatkan peluang terbaik dan melangkah lebih baik di kemudian hari.

Jika seseorang dapat tetap tenang meski mendapat gangguan lingkungan luar, berarti pemahaman mereka memang sangat tinggi. Oleh karenanya, mereka dapat memusatkan pada hal-hal yang sedang mereka lakukan dan tetap berpikiran jernih.

Ketika seseorang menjalani kehidupan duniawi namun pikirannya di luar itu, hidup akan terasa berbeda. Ketika penderitaan dan godaan datang, mereka dapat terasa berat. Namun, ketika melihat kembali ke belakang setelah melewatinya, kita mungkin akan menilai keseluruhannya itu sebenarnya adalah hal yang sepele.

Oleh karena itu, terlepas dari seberapa rasa sakit dan kesulitan yang kita temui, kita harus selalu menjaga sikap positif dan tetap semangat. Bila ini dapat tercapai, kita akan menjadi orang yang lebih dewasa dengan hati penuh harapan dan bercahaya, bukan merasa sedih dan tersakiti, dan akan berdampak perubahan mendasar dalam satu pemahaman tentang kehidupan.

Seseorang akan benar-benar mengerti apa arti kebahagiaan itu dan menyadari  pen-tingnya memiliki sebuah pikiran yang penuh dengan belas kasih. Agar orang lain menjadi percaya dan dapat memaafkan kita, kita harus bersikap percaya dan memaafkan orang lain terlebih dahulu.

Dengan cara ini, kita akan memiliki jiwa yang muda dan membawa diri selalu dengan senyuman di dunia manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...