Pages

Minggu, 29 Agustus 2010

Anak Tewas Saat Kemping, Orangtua Menggugat

Pria berumur 46 tahun ini pun melaporkan sekolah itu ke polisi.

VIVAnews - Liem Datkui alias Kurniadi Halim, 46 tahun, orangtua dari Felice, 8 tahun yang tewas saat mengikuti acara kemping Sekolah Pelangi Kasih mengadu ke Polda Metro Jaya, Jumat 26 Maret 2010.

"Saya melaporkan pihak sekolah dinilai lalai karena tidak melakukan pengawasan terhadap Felice hingga akhirnya tewas," ujar Liem kepada wartawan di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Mapolda Metro Jaya.

Dia menceritakan, peristiwa ini bermula saat putrinya yang duduk di kelas II SD Pelangi Kasih mengikuti acara kegiatan kerohanian yang bertajuk student camp III di Villa Bukit Pinus Ciawi, Sukabumi, pada tanggal 22-24 Maret 2010. Acara tersebut dilangsungkan selama 3 hari 2 malam.

Kegiatan itu diselenggarakan oleh pihak sekolah,dan diwajibkan mulai dari kelas II-VISD atau sekitar 100 siswa. Namun pihak orangtua tidak diperbolehkan ikut, dengan alasan pihak sekolah agar anak-anaknya bisa mandiri dan tidak perlu takut karena dilakukan pengawasan dari pihak sekolah.

Namun kegiatan itu berakhir dengan bencana, karena pada hari pertama, tepatnya sore hari sekitar pukul 15.00 WIB, Felice tewas tenggelam di kolam renang villa tersebut.

"Pihak sekolah melalui kepala sekolah Mr. Suki kemudian menghubungi saya, mengatakan jika anak saya pingsan saat berenang dan sudah dibawa ke Rumah Sakit Ciawi," imbuhnya.

Halim dan istri sontak kaget mendengar peristiwa itu, kemudian segera ke RS Ciawi untuk melihat kondisi putri keduanya itu. Namun setelah sampai di Rumah Sakit, putrinya sudah berada tak bernyawa dan berada di kamar mayat.

"Ternyata sudah tak bernyawa sejak dibawa dari Villa. Padahal sekolah mengatakan Felice hanya pingsan. Jelas mereka bohong kepada saya," kesalnya.

Tak hanya itu, pihak sekolah juga mengatakan jika putrinya tewas akibat penyakit epilepsi dan akhirnya tengelam saat tengah berenang di kolam yang memiliki kedalaman 60-150 cm.

"Anak saya tidak punya penyakit epilepsi, bahkan saya punya rekam medis yang menunjukkan jika Felice tidak memiliki penyakit tersebut," ujarnya.

Namun, Halim mengakui jika putrinya tidak bisa berenang. Menurutnya, dalam acara tersebut memang tidak ada sesi untuk berenang, bahkan seluruh siswa tidak diperintahkan sekolah untuk membawa baju renang.

"Jelas ini aneh, sudah tidak ada di jadwal acara, kemudian tidak dilakukan pengawasan terhadap anaknya oleh pihak sekolah," tegasnya.

Saat itu, kata Halim, pihak sekolah berdalih jika anak-anak meminta untuk berenang di kolam renang villa tersebut, sampai akhirnya pihak sekolah memperbolehkan untuk berenang.

"Tetap saja mereka tidak melakukan pengawasan, bahkan menurut salah satu teman Felice mereka berenang tanpa ada pengawasan dari guru-guru," katanya.

Sampai akhirnya pihak sekolah meminta maaf kepada orangtua Felice atas peristiwa tersebut, dan mencabut pernyataan kalau Felice mengidap penyakit epilepsi.

"Saya jelas tidak terima begitu saja, ini kelalaian. Dan bisa saja menimpa siswa lainnya," keluh Halim.

Selain itu, menurutnya acara kerohanian itu juga dikenakan biaya sebesar 600 ribu peranak. "Anak saya takut kalau tidak ikut, nanti nilai pelajaran agamanya jelek," ujar pria yang berdomilisi di Sunter, Jakarta Utara.

Akibat kelalaian dari pihak sekolah Pelangi Kasih yang beralamat di Kelapa Gading itu, Halim mengadu ke SPK Polda Metro Jaya.

Namun laporan tersebut dialihkan agar melapor ke Kepolisian Sukabumi karena lokasi kejadiannya berlangsung disana. "Kita dianjurkan melaporkan di Sukabumi, karena lokasinya di sana, dan demi memudahkan penyidikan," jelas Kuasa Hukumnya Donny Setiawan yang ikut mendampingi.

Donny menjelaskan, laporan tersebut dilakukan karena adanya dugaan pelanggaran hukum dari sekolah, yakni kelalaian yang menyebabkan seseorang meninggal dunia seperti yang tertuang dalam pasal 359 KUHP.

"Kita secepatnya akan segera melapor ke kepolisian Sukabumi, dan membawa bukti-bukti seperti jadwal kegiatan acara tersebut dan foto Felice saat tewas," ujarnya.

Saat ini jasad Felice sudah dikebumikan di pemakaman Qiling, Jonggol, Bogor pada tanggal 24 Maret 2010.

Sumber: http://metro.vivanews.com/news/read/139481-anak_tewas_saat_kemping__orangtua_menggugat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...