Pages

Selasa, 10 Agustus 2010

Untaian Kehidupan


1. Usia atau waktu

Suara nyanyian yang dilantunkan anak muda adalah tentang  harapan dan cita-cita, penuh dengan daya hidup mengejar segala impian mereka yang menggembirakan di bawah cahaya sinar mentari. Sedangkan yang dinyanyikan oleh mereka yang sudah tidak muda lagi adalah perasaan hati. Itu adalah kesimpulan pengalaman mereka yang dikumpulkan selama hidup mereka.

Yang dikejar anak muda adalah keberhasilan di dalam perjalanan hidup yang masih tidak diketahui, sedangkan bagi mereka yang sudah tidak muda lagi akan menjaga hasil yang telah mereka capai dalam keadaan yang sudah stabil. Maka anak muda mempunyai suara tawa, sedangkan bagi yang tua yang ada hanyalah rasa syukur.

Ketika masih muda, mereka berjuang dengan segenap hati dan tenaga, pandangan mata hanya dikonsentrasikan untuk memandang ke depan, agar tidak jatuh terjungkal.

Seiring waktu yang cepat berlalu, anak muda sudah tidak akan muda lagi, suara tawa yang riang sudah berubah menjadi senyum simpul yang selalu berada pada wajahnya. Hanya ketika melangkahkan kaki dengan perlahan, baru bisa menengok ke belakang untuk melihat perjalanan hidup yang telah ditempuh.

Anak muda jangan menertawai mereka yang sudah tidak muda lagi, yang penuh keraguan dan harus menengok ke kanan dan kiri. Sedangkan orang yang sudah tidak muda lagi jangan menertawai anak muda yang memiliki semangat pantang mundur, karena orang yang sudah tidak muda lagi dulu juga pernah menjadi muda, sedangkan anak yang masih muda tidak lama kemudian juga akan menjadi tidak muda.

Demikianlah kehidupan ini, saat harus berlari maka berlarilah, saat harus berjalan maka berjalanlah, semua ini disesuaikan dengan kenyataan diri kita sendiri.


2. Niat hati

Ada seorang gadis kecil memberikan saya sebuah lukisan yang digambarnya dengan pensil crayon.

Lukisan ini, digambar dengan konsep dua dimensi, tidak memakai konsep tiga dimensi yang stereoskopik, maka semua benda-benda dalam lukisan itu seperti rumah, mobil, pepohonan dan manusia semuanya seperti berbaring di atas lantai, bukan berdiri di atas lantai.

Kebanyakan orang dewasa sudah “berevolusi” sehingga sudah tidak bisa menggambar lukisan seperti itu.

Ada sebagian permainan yang sangat sederhana, anak kecil bisa memainkan permainan itu dengan riang bergembira, dengan sedikit permen-permen yang manis anak kecil bisa makan permen-permen itu dengan riang gembira.

Sebaliknya,  banyak orang yang telah dewasa walaupun tinggal di rumah yang mewah dan setiap hari makan   lobster tetapi mereka tidak bisa merasakan kegembiraan.

Sepertinya semakin banyak mengerti dan memiliki, semakin sulit untuk bisa riang dan gembira.

Hal tersebut disebabkan oleh pemikiran yang murni dan sederhana serta kehidupan biasa dengan materi yang sangat sederhana sudah sirna di alam dunia orang yang telah dewasa.


3. Tahun baru

Begitu tahun baru tiba, kalender yang lama sudah sama sekali kehilangan nilainya.

Tetapi meski demikian semua orang bertekad ingin memulai lagi lembaran yang baru di tahun baru ini, mereka masih tetap harus membawa serta segala persoalan yang belum terselesaikan di tahun yang telah berlalu.

Percintaan, pekerjaan serta segala persoalan dalam kehidupan yang terjadi di tahun lalu, semuanya akan bercampur aduk didalam tahun yang baru ini.

Maka dalam tahun baru ini, yang berada di dalam rumah masih tetap adalah isteri atau suami yang sama, tidak akan menyertai kalender yang berganti menjadi baru, ha ha ha... Masih tetap sepasang benda yang lama, sedangkan sifat kebiasaan kita yang lama, juga masih tetap melekat pada diri kita.

Bahkan kini yang tengah dirundung krisis ekonomi global, walaupun pemilik perusahaan begitu kikir dan tidak berperikemanusiaan, juga tidak ada orang yang berharap di tahun baru mencari majikan baru.

Maka jika dihitung-hitung, hari pertama di tahun baru ini, kelihatannya kecuali kalender lama yang harus diganti, benda-benda lain tidak ada satu pun yang baru. Tetapi sesungguhnya kita bisa juga meletakkan sesuatu yang baru di sana, yaitu harapan baru.

Meski ada ungkapan yang mengatakan watak hakiki sulit untuk diubah, tetapi hendaknya kita berusaha semaksimal mungkin menjadi orang baru, membuang sifat-sifat dan kebiasaan kita yang tidak baik agar harapan baru itu bisa terwujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...