Pages

Minggu, 22 Agustus 2010

Keteguhan Awal Keberhasilan


Anak saya sejak masih TK sudah mulai berlatih tenis. Setelah melewati sekian banyak tahun semangatnya masih tetap tinggi. Minggu yang lalu dia bersama temannya mendaftarkan diri untuk mengikuti pertandingan tingkat provinsi, akhirnya dia pulang dengan membawa kekalahan.

Pertandingan kali ini telah memperluas pandangannya, kalau ada yang disebut kuat pasti ada yang lebih kuat, dia menerima kekalahannya dengan tulus. Apa lagi setelah mengetahui metode orang lain berlatih, dia merasa malu.

Pemain yang memenangkan pertandingan itu ternyata berlatih dengan keras, ia mengorbankan setiap liburnya, memanfaatkan dengan baik waktu belajar dan di luar sekolah, selama bertahun-tahun tidak pernah kendur dalam berlatih. Dengan usaha keras yang tak kenal lelah seperti ini, barulah ia bisa mendapatkan hasil sebagai juara.

Hal yang sangat membuat saya terhibur adalah dia tidak putus asa dan patah semangat karena kekalahan tersebut. Saya memanfaatkan kesempatan ini untuk berbagi cerita dengan dirinya.

Qi Baishi semasa muda pernah mempunyai teman sebaya yang memiliki bakat melebih dirinya dalam hal melukis, tetapi temannya ini berhenti di tengah jalan, sudah tidak lagi belajar melukis. Kemudian setelah Qi Baishi menjadi termasyur, temannya ini berkunjung ke tempat Qi Baishi serta mengeluh tentang sulitnya belajar keterampilan.

Tetapi Qi Baishi berkata, "Sebenarnya keberhasilan itu tidak membutuhkan waktu yang terlalu panjang, hanya membutuhkan waktu empat tahun lebih."

Temannya itu terkejut melihat Qi Baishi mengambil secarik kertas untuk mengalkulasi waktu, menghitung waktu mulai muda hingga dia menjadi termasyur. Qi Baishi setiap hari menggunakan waktu latihan awal, satu jam setiap hari, berangsur-angsur ditambah menjadi sepuluh jam dalam sehari, selama bertahun-tahun ini total waktu yang dia pergunakan untuk berlatih menggambar adalah 1.605 jam.

Jika dikonversi dalam satuan hari, menjadi empat tahun empat bulan lamanya, hanya dengan waktu "empat tahun empat bulan" membuat Qi Baishi yang asalnya seorang pelukis amatir telah menjadi seorang pelukis yang termasyur di dunia.

Dia bisa mencapai keberhasilan karena dia bisa berpegang teguh, serta selamanya tidak melepaskan, maka dari itu tidak perlu takut dengan keberhasilan yang perlu waktu sangat lama. Entah kapan baru bisa tercapai, asalkan Anda memegang teguh, tekun dan rajin pasti akan mencapai keberhasilan di seberang sana.

Berlatih olahraga adalah hal yang menyengsarakan. Saya hanya membiarkan dia melatih tubuh fisiknya, selama ini tidak pernah berharap dia bisa menjadi seorang pemain tenis profesional, karena itu membiarkannya belajar sesuai hobi saja.

Setelah melewati beberapa kali pertandingan, dia baru menemukan bahwa usaha dirinya dalam hal berlatih masih jauh dari mencukupi. Melalui kesadaran diri sendiri, saya kira dia bisa lebih mengetahui dengan jelas, setiap hal membutuhkan ketekunan. Setelah Anda berusaha dengan giat baru bisa membicarakan menang atau kalah dengan orang lain.

Keteguhan adalah sebuah medan pertempuran yang membutuhkan waktu lama, harus bisa menahan kesepian, menahan segala godaan, lebih-lebih membutuhkan keteguhan dan kegigihan yang luar biasa. Dia mulai berinisiatif untuk belajar, karena dia sudah mengetahui kunci menang atau kalahnya sebuah pertandingan terletak di sana, dia mengerti menang atau kalah merupakan pencapaian sebuah prestasi yang dia kehendaki.

Dalam kehidupan, manusia juga harus memiliki keteguhan. Dengan teguh mempertahankan kebaikan dan ketulusan, maka kita tidak akan terpengaruh dan hanyut dengan perubahan situasi.

Seandainya keberhasilan atau kegagalan bisa mempunyai kesimpulan akhir, maka bertahan untuk tetap teguh seumur hidup sebenarnya merupakan suatu hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Seperti halnya prinsip "belajar bagaikan perahu berlayar melawan arus", maka dengan memberhentikan langkah seperti halnya memaafkan atau bertoleransi secara tidak berprinsip, akan membuat diri kita dengan tanpa sadar ikut terhanyut dan tenggelam.

Lingkungan materi tempat di mana manusia berada, dengan sifat manusia yang selalu mendambakan kenyamanan dan kesenangan kendur serta bermalas-malasan, semua hal ini sedang menantang kita setiap saat.

Di balik semua keberhasilan, selain ada pengujian waktu, ia juga selalu menguji moral kita. Kita harus mempunyai tujuan yang jelas serta secara terus-menerus memberi dorongan, memegang keteguhan.  Dengan demikian kesempurnaan dan kemenangan baru bisa menjadi milik kita!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...