Pages

Sabtu, 28 Agustus 2010

5 Strategi Minta Kenaikan Gaji



1. Lakukan Pekerjaan Rumah Anda

Nah, pertama-tama, familiarkan diri dengan gaya pengupahan perusahaan Anda. Perusahaan Anda menyediakan employee handbook? Di sana biasanya ada informasi terkait bagaimana proses permintaan kenaikan gaji. Saya pribadi kurang menyukainya, karena itu lebih mempersempit fleksibilitas dalam mengupayakan kenaikan gaji.  Bila praktek umumnya adalah kenaikan selama sekali saja dalam setahun, dan itu pun setelah review tahunan, maka Anda ya jadi cukup susah untuk mendapatkan kenaikan gaji di waktu-waktu yang lain. Tapi ya jangan menyerah, terus saja ikuti obrolan-obrolan dan cari informasi yang bisa memberi Anda celah.

Riset di sini juga termasuk di dalamnya untuk mengetahui berapa sih sebenarnya harga yang saat ini beredar di pasaran terkait profesi atau pekerjaan Anda. Maka buatlah jaringan -baik secara offline ataupun online dengan LinkedIn atau Facebook-  dengan karyawan yang miliki pekerjaan sama atau mirip dengan Anda untuk buat gambaran terkait persaingan gaji di lapangan. Bagus lagi jika pekerjaan Anda punya semacam asosiasi profesi yang melakukan survei gaji dan menyediakan peluang jejaring dengan orang2 dengan pekerjaan yang serupa.


2. Aturlah Pertemuan Khusus

Bila Anda punya hubungan baik dengan supervisor dan atasan, maka sebenarnya tidaklah susah untuk menjadwalkan waktu utk berbicara tentang urusan naik gaji. Tapi ya jangan bicarakan tentang itu di depan sesama rekan apalagi di depan pelanggan. Obrolan tentang naik gaji harusnya jadi obrolan yang privasi.

Bila perusahaan Anda lebih formal dan kaku, maka Anda perlu meminta waktu pertemuan untuk bisa duduk bersama. Tunjukkan bahwa Anda memang benar-benar serius meminta kenaikan. Anggap ini seperti pertemuan bisnis pada umumnya, buatlah janjian khusus untuk berbicara tentang ini. Jangan obrolkan perkara kenaikan gaji melalui email (kalau mau minta waktu untuk ketemu sih tak mengapa), atau di dekat tempat minum, atau melalui telepon.

Jikapun atasan Anda tidak bisa mengalokasikan waktu secara penuh, ya minta saja beberapa menit, katakanlah di akhir rapat tertentu. Nah, tapi kemudian, timing juga penting untuk diperhatikan. Kuncinya adalah memilih waktu dan tempat yang tepat. Apakah supervisor Anda tampak bahagia hari ini? Atau jangan-jangan mood nya lagi buruk bukan main? Kira-kira dia dalam kondisi yang layak kah untuk bisa mendengarkan Anda? Ataukah dia sedang terburu-buru?


3. Matangkan Rencana Negosiasi Anda

Rencanakan omongan Anda, jangan bersikap impromptu atau improvisasi. Belajarlah teknik-teknik negosiasi. Jangan lupa pasang target kenaikan gaji Anda. Amannya, Anda ambil nilai sedikit lebih tinggi ketimbang yang Anda sebenarnya inginkan. Katakanlah Anda meminta kenaikan 15 persen manakala sebenarnya Anda sudah cukup senang dengan 10 persen. Atasan Anda amat bisa jadi akan menegosiasikan penawaran Anda. Dia tentunya ingin mengeluarkan sesedikit mungkin untuk Anda, terlepas dari betapa ia sebenarnya begitu kagum dengan prestasi Anda.

Di saat berbicara, pastikan Anda bisa tetap tampil profesional. Gunakan nada dengan tone rendah, jangan yang tinggi sehingga seolah-olah sedang mengajukan protes atau mengeluh. Dan ingatlah bahwa fakta bagaimanapun adalah lebih penting ketimbang opini. Maka tunjukkanlah bukti-bukti bahwa Anda memang pantas untuk dibayar lebih tinggi.

Kenali dengan siapa Anda akan berbicara nanti. Setelah Anda tahu, maka cari tahu apa yang sekiranya penting bagi dia. Misal saja, ada manajer tertentu yang lebih punya preferensi terkait prestasi di bidang efisiensi kerja; kerja apapun yang beres dengan sumberdaya yang amat terbatas. Ada juga manajer yang punya preferensi dalam hal kemampuan seorang karyawan dalam membina hubungan dengan sesama rekan kerja, atasan dan juga pelanggan. Macem-macem pokoknya, dan itu Anda perlu ketahui sehingga Anda bisa tahu aspek manakah dari prestasi Anda yang bisa ditonjolkan kala berbicara dengan manajer tersebut.


4. Tonjolkan Prestasi

Buatlah daftar sasaran yang telah Anda raih buat perusahaan. Jelaskan betapa itu semua telah membantu perusahaan. Dokumentasikan penghematan biaya, peningkatan produktivitas, pengembangan staf yang luar biasa, pencapaian proyek penting, layanan pelanggan yang memuaskan, dan apapun yang menunjukkan bahwa Anda telah memberikan kontribusi lebih dari yang sebenarnya diminta. Ingatkan manajer Anda terkait kontribusi yang sudah Anda berikan. Di masa krisis, tunjukkan betapa Anda sudah berhasil mendatangkan client ke perusahaan dan telah menghemat sekian banyak biaya produksi atau layanan. Tunjukkan proyek2 kunci yang telah berhasil Anda rampungkan dan sasaran yang sudah Anda capai. Buatlah daftar tanggung jawab tambahan yang jadi tanggungan Anda.

Alih-alih memprotes tentang seberapa keras Anda sudah bekerja, betapa Anda selalu hadir tepat waktu, dan bahwa Anda sangat bisa diandalkan di kantor, fokuskanlah pada benefit yang secara nyata telah dan akan dirasakan perusahaan karena telah memperkerjakan Anda. Jelaskan kepada atasan betapa Anda telah membantu perusahaan meningkatkan penjualan, atau betapa Anda telah berusaha keras menurunkan biaya perusahaan di wilayah2 tertentu. Bila Anda bekerja di customer service, jelaskan betapa Anda telah membuat pelanggan puas dan mencatat ada beberapa repeeat business dari perusahaan sang pelanggan tersebut. Bila Anda ada di bagian administrasi atau area technical, jelaskan betapa Anda sudah menghemat banyak waktu dengan sistem yang Anda rancang. Bila Anda sudah bisa mengefisienkan kerja banyak orang sehingga mereka bisa bekerja lebih banyak, dan akhirnya perusahaan jadi tak perlu lagi menambah tenaga baru, maka itu artinya Anda sudah menghemat uang perusahaan banyak sekali.

Ini artinya sejak awal Anda harus terlebih dahulu menorehkan pencapaian di atas rata-rata dan mendokumentasikan semua itu!

Maka milikilah kebiasaan mendokumentasi, meskipun Anda belum terbiasa menulis buku harian sekalipun.  Idealnya sih, Anda menyimpan suatu jurnal mingguan yang mencatat pencapaian di atas rata-rata Anda. Sekali saja dalam seminggu, coba catat hal-hal luar biasa yang telah Anda raih: apakah Anda lakukan kerja lebih? Apakah Anda mengikuti seminar atau training tambahan terkait bidang kerjaan Anda? Apakah Anda pernah secara suka dan rela menawarkan diri di program CSR perusahaan? Apakah Anda ketambahan SDM untuk disupervisi? Apakah Anda berhasil membuat target tercapai dengan lebih sedikit SDM? Semakin Anda bisa mencatat detail terkait waktu dan angka -hal kuantatif pokoknya, semakin itu semua bisa jadi dasar yang kuat untuk membangun argumen Anda. Saya sendiri waktu meminta kenaikan gaji amat sangat diuntungkan dari kebiasaan mencatat ini. Pahami bahwa para atasan Anda punya ingatan yang bersifat selektif, apalagi kalau sudah bicara tentang review gaji. Dan kebanyakan malah berfokus ke hal-hal yang negatif.


5. Hindari yang Dua Ini

Dan bahwa negoasiasi Anda harus didasarkan atas prestasi, maka jangan pernah menjadikan kesulitan finansial sebagai alasan. Jangan juga mendasarkan pemintaan Anda karena alasan hendak menikah, membeli rumah atau semacamnya. Saya pernah mencobanya, dan respon yang saya dapatkan waktu itu adalah, “Lha iku lak yo urusanmu”

Anggaplah kenaikan gaji itu sebagai suatu bentuk reward, bukan hadiah apalagi bentuk belas kasihan.

Lalu jangan pernah sampai mengancam bahwa Anda akan hengkang manakala Anda tidak mendapatkan kenaikan gaji. Apapun, jangan pernah membuat ancaman, bahkan meskipun Anda secara nyata sudah mendapatkan tawaran di tempat lain. Segala bentuk ancaman hanya akan membuat Anda tampak buruk dan menjadikan aura negosiasi menjadi tidak kondusif; hubungan baik Anda dengan perusahaan juga bisa rusak, entah Anda akhirnya mendapatkan kenaikan ataupun tidak. Jikapun Anda berniat untuk hengkang sekalipun, Anda masih perlu menjaga hubungan baik dengan para bos dan supervisor di perusahaan Anda yang sekarang, sampai kapanpun juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...