Pages

Kamis, 19 Agustus 2010

Kemurahan Hati


Pergaulan antar teman, perlu bermurah hati dan saling memaafkan. Ungkapan ini sangat sederhana, namun untuk benar-benar melaksanakannya tidaklah semudah mengucapkannya.

Setiap orang memiliki hobi dan  kebiasaan sendiri, juga memiliki seperangkat standar apresiasi yang berbeda terhadap manusia maupun peristiwa. Tanpa saling bermurahan hati dan saling pengertian, tidak bisa berkomunikasi. Setelah melakukan wisata bersama teman ke beberapa negara, saya dapat semakin memahami akan hal ini.

Seseorang dengan bertambahnya usia akan semakin suka menyendiri, tidak seperti pada masa kanak-kanak selalu mengharapkan berkumpul bersama teman sebaya lainnya.

Suka kesendirian, mungkin merupakan tanda kedewasaan, hanya setelah seseorang menjadi berani, tenang, baru dapat menyendiri.

Namun, setelah terbiasa menyendiri akan timbul permasalahan tidak mudah untuk mengakomodasi orang lain.  Tanpa disadari, dalam hati selalu akan mencela pihak lain. Secara pribadi, saya antipati terhadap orang yang gemar menggurui orang lain.

Saya selalu mempertahankan prinsip bahwa di dunia ini tak ada orang yang sempurna, namun setiap orang memiliki keunggulannya sendiri dan dapat mengungguli orang lain dalam beberapa bidang, sebab itu tidak ada orang yang memenuhi syarat untuk meremehkan serta mendominasi orang lain.

Menyukai koeksistensi yang setara antara teman, saling melengkapi, dan sama sekali  tidak perlu saling mencela.  Mentalitas saya semacam ini telah mengalami gempuran berulang-ulang selama perjalanan wisata tersebut.

Salah seorang teman perjalanan, yang biasa saya panggil Kak Toni, berusia lebih tua yang dengan sendirinya pengalaman hidupnya juga jauh melebihi saya. Sepanjang perjalanan dia selalu suka menunjuk kelemahan saya.

Sebentar-sebentar mengatakan bahwa saya "terlalu mementingkan prestise", sejenak kemudian mengatakan bahwa saya "hidup seenak sendiri," sebentar lagi mengatakan bahwa saya "selalu santai"

Lucunya setiap kali Kak Toni mencela kesalahan saya, ia juga melakukan kesalahan yang sama.  Tapi saya tidak ingin mempermalukan dia, dan berusaha menahan diri untuk tidak mengatakan apa-apa.

Segala perkataannya, sebisa mungkin saya turuti, meski terdapat ganjalan dalam hati.  Yakni perasaan tak puas karena ia bertindak bagai diktator yang berbuat sesuka hati tanpa memberi kebebasan pada orang lain.

Apapun yang dia lakukan semuanya benar, sedangkan apa yang saya lakukan dalam pandangannya berubah menjadi sebuah kesalahan besar?

Sebagai contoh, jika saya membawa barang yang berat, sehingga agak sering mengubah posisi, maka dia katakan malas. Akan tetapi bila hal ini terjadi padanya, dikatakan sebagai inovatif, malah dengan bangga memamerkan kepada orang-orang di sekitarnya.

Secara umum kesan yang melekat pada Kak Toni adalah sangat suka menggurui. Seolah-olah apapun yang dilakukan jauh lebih baik daripada saya.  Sungguh tak dapat dimengerti, mengapa pada saat dia mencela orang lain tidak menyadari bahwa dirinya memiliki masalah yang sama.

Lambat laun saya semakin memahami Kak Toni, dan boleh dikatakan dia tidak begitu cocok bergaul dengan hampir semua orang. Sebenarnya Kak Toni orangnya sangat baik, hanya saja bermulut tajam. Ia tak sungkan untuk mencela orang meskipun bermaksud baik, tetapi sering kali sulit diterima karena cara penyampaiannya.

Ketika perjalanan wisata itu berakhir, saya menemui Kak Toni untuk mengajaknya bicara. Dalam perbincangan kami, saya mencoba menunjukkan kelemahannya dalam hal berbicara dan bertindak tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain.

Untuk kali pertama Kak Toni mendengarkan dengan perasaan tenang apa yang kukatakan, di masa lalu dia selalu memotong dan menyatakan pandangan semaunya sendiri. Pada akhirnya dia menerima saran saya, dan dengan menyesal berkata, "Sudah begitu lama, kok tidak ada teman yang menunjukkan."

Dengan bercanda saya berkata, "Semuanya ketakutan, lebih toleransilah kepada semua orang, dengan sendirinya mereka akan lebih berani dan tertarik untuk berbincang-bincang dengan Anda."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...