Pages

Rabu, 04 Agustus 2010

Tidak membicarakan kekurangan orang lain


Wu He adalah pelajar terkenal pada zaman Dinasti Song, ibunya telah mendidik dia dengan disiplin yang ketat. Suatu hari ibunya mendengar Wu He berbicara kepada seorang tamu tentang kekurangan orang lain. Setelah tamunya pergi, sang ibu memukulnya dengan cambuk sebanyak seratus kali.

Seorang kerabat mencoba untuk menenangkan Ibu Wu dan berkata, “Membicarakan kehebatan atau kekurangan orang lain adalah umum di kalangan pelajar. Apa yang salah dengannya? Tidak perlu memukulnya sampai seperti ini.”

Ibu Wu menghela nafas dan berkata, “Saya mendengar jika orangtua yang benar-benar mencintai putrinya, mereka akan berusaha menikahkan putrinya kepada pelajar yang berhati-hati dengan apa yang diucapkan. Saya hanya memiliki seorang putra.

Saya berusaha mendidiknya dengan kriteria moral dan prinsip-prinsip hidup, serta berharap dia tidak akan melupakan apa yang ibu telah ajarkan padanya tentang berhati-hati dalam bertutur kata. Saya bermaksud membantunya mengingat bagaimana kita harus hidup.”

Lalu ibunya menangis dan menolak untuk makan.

Pelajaran moral kuno mengajarkan kepada kita bahwa kita harus berhati-hati atas ucapan kita. Komentar yang bersifat sembarangan akan menyakiti hati orang lain lebih sakit dari sebilah pisau maupun tembakan sebuah pistol. Terlebih lagi, begitu kata-kata terucapkan, mereka tidak bisa ditarik kembali.

Mereka dapat menciptakan kebencian dan karma, membawa karma pada pembicara. Oleh karena itu, seseorang yang mempunyai prinsip, siapa yang menjunjung tinggi kebajikan akan memperhatikan apa yang diucapkan dan tidak membicarakan kekurangan orang lain di belakang mereka.

Orang seperti ini akan memberi orang lain kesempatan untuk meluruskan dan memperbaiki diri mereka sendiri secara terbuka dan penuh martabat, dan dia akan selalu melihat ke dalam dirinya sendiri kalau-kalau dia juga memiliki kekurangan yang sama.

Di bawah disiplin yang keras dari ibunya, Wu He melatih diri untuk memperhatikan dan berhati-hati atas tutur katanya dan sejak saat itu ia mematut dirinya pada kriteria yang ketat dan memfokuskan diri pada kultivasi kebajikan dan kriteria moral yang tinggi. Ia menjadi salah satu pelajar yang disegani pada jamannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...