Pages

Sabtu, 07 Agustus 2010

Kelelahan pikiran pada anak


Kelelahan pikiran  berasal dari ketegangan yang berlebihan. Anak yang memiliki kelelahan pikiran  sering menunjukkan beberapa gejala seperti di bawah ini:

1. Ada anak yang tidak senang bersekolah, bahkan setiap kali tiba saatnya akan berangkat ke sekolah, ia selalu berteriak “sakit perut”, “sakit kepala” dan lain sebagainya.

2. Ada anak yang tidak bersedia mengerjakan tugas (PR), begitu ada yang menyinggung masalah tugas langsung pusing, begitu membaca buku langsung mengantuk.

3. Meskipun tidak ada gangguan dari luar, tetap tidak bisa konsentrasi; ada anak yang meskipun sedang membaca buku, tetapi tidak masuk di otak.

4. Bila orang tua menanyakan masalah pelajaran, seringkali hanya berdiam diri, kadangkala jadi gusar, bahkan ia lalu mengalihkan topik.

5. Saat pelajaran sering tidak bersemangat, tetapi begitu usai pelajaran ia jadi sangat lincah.

Bila mendapatkan anak Anda dalam kondisi seperti ini, janganlah  terkejut.

Mula-mula, orang tua harus mengurangi tekanan mental pada si anak. Harus memahami anak secara menyeluruh dan dengan perhitungan yang tepat. Pelajaran anak tidak dapat diukur hanya dari nilai yang dicapainya, harus melihat fundamental si anak; sulit dan mudahnya soal pada setiap kali ulangan, kesulitan yang dihadapi anak waktu belajar serta perkembangannya di tempat belajar dan lain sebagainya. Terhadap nilai rapor, harus membuat perbandingan secara vertikal, yakni perbandingan antara dulu dan sekarang.

Jika akan memupuk pikiran yang teguh dan keuletan yang gigih dari anak. Di samping  tuntutan yang serius terhadap anak, bersamaan itu masih harus ada penyatuan hati kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya, dituntut lebih banyak memberi dorongan semangat daripada memberi hukuman, jangan sampai menggunakan cara sederhana dan kasar untuk memukul dan memarahi, sehingga membuat si anak kehilangan kepercayaan untuk belajar.

Di dalam bimbingan orang tua di luar pelajaran sekolah harus memiliki sasaran dan dengan cara yang bervariasi. Misalnya, saat anak kesulitan dalam mengarang, itu bukan karena dia kekurangan bahan bacaan di luar pelajaran, tetapi karena dia tidak mengalaminya sendiri. Untuk ini diperlukan agar menambah  kesempatan bagi si anak untuk berhubungan dengan alam dan masyarakat.

Dan dengan tujuan tertentu membimbing anak untuk mengamati dan mengumpulkan bahan, dari sini akan terbentuk perasaan yang dirasakannya sendiri, membuka jalan pikirannya. Saat anak berada di lingkungan belajar yang sangat menyenangkan, maka ia akan merasakan kebahagian yang luar biasa, saat ini gejala kelelahan pikiran yang dialaminya, pastilah dapat segera sirna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...