Pages

Selasa, 03 Agustus 2010

7 Langkah Hapuskan Rasa Iri Hati

Biasanya, gemuk atau kurus senantiasa adalah topik utama kaum hawa, teman sekantor yang berbodi sexy sering kali dengan serta merta menjadi obyek yang dikagumi maupun menimbulkan iri hati.

Sedangkan di dalam 6 kebutuhan pokok masyarakat, yang agak dipersoalkan oleh kaum Adam adalah “otomotif”, dari membeli kendaraan sampai ke berkendaraan.

Barang siapa yang otomotifnya buruk, maka kemungkinan saja dianggap sebagai pecundang. Padahal sesungguhnya, tak peduli Anda memperbandingkan  harta kekayaan, penampilan ataupun kedudukan, selalu saja akan ada yang lebih mengungguli, dan niscaya selamanya tak bakal ada habisnya.

Ardilles, penulis tersohor merangkap penerbit pernah mencatat dengan detail di dalam buku larisnya Kehidupan Paruh Bayaku bahwa ia dalam jangka waktu lama terbenam di dalam penderitaan yang menggelisahkan. Dan ia sarankan kepada pembacanya ialah, “Carilah sendiri tolok ukur kesuksesanmu”.

Cara mengatasi iri hati

1) Pilihlah bidang yang Anda kuasai

Psikologis Sherlock Weir menyatakan, “Tatkala Anda tak kuasa menyetop membandingkan, cobalah mengenang suasana masa lalu ketika berjaya di dalam bidang lain dan dengan pengalaman sukses tersebut untuk meredakan rasa iri hati.”

Jika dapat menemukan bidang dimana Anda dapat berekspresi, maka itu dapat secara aktif memperkuat keterkaitan Anda dengan kalangan tersebut. Seorang wanita yang mahir menunggang kuda, karena tekniknya bagus maka ditingkatkan dengan mengikuti lomba pacuan kuda profesional.

Di depan para pesaing, walau bisa saja secara spontan muncul perasaan iri hati, akan tetapi bersamaan dengan itu juga membangkitkan penampilan yang lebih baik di arena balap.

Cari keistimewaan diri sendiri, dengan sendirinya kepercayaan diri juga meningkat. Temukan wilayah dimana Anda bisa unggul, terkadang membutuhkan terus menerus bereksperimen dengan kesalahan. Jika bisa menemukan bakat diri sendiri, dan pada tempat yang tepat dapat mengembangkannya hingga maksimum, maka boleh dibilang Anda adalah jenius dalam berpikir positif !

2) Ubah kelompok

Pakar ekonomi, Robert Frank berpendapat, “Jika telah bosan menjadi orang termiskin di jalanan ini, maka pindahlah ke wilayah yang agak sederhana!”

Meskipun kita tidak mampu menekan cognitive diri sendiri, tetapi memiliki kebebasan mutlak untuk memilih teman, tetangga dan rekan kerja.

Mempertimbangkan mau ikut kelompok mana, mempengaruhi obyek dari rasa iri hati atau pengidolaan kita, tetapi pengendalian diri dalam membandingkan dengan orang lain adalah semacam metode modifikasi yang baik.

Walaupun dengan mengubah kelompok bergaul membutuhkan harga cukup mahal, sepenuhnya tergantung bagaimana Anda mengukurnya.  Misalkan saja, apakah Anda rela menjadi ujung tombak penyerang di klub sepak bola tak terkenal? Ataukah sebagai pemain cadangan di klub sepak bola tersohor ?

Di klub sepak bola bergengsi, barangkali saja Anda akan mendapatkan juga undangan ke acara resepsi dan memperoleh tempat duduk yang tak penting di pergaulan kalangan atas, namun orang yang jeli bisa menilai sebenarnya Anda berbobot atau tidak.

3) Menemukan tempat di lingkungan budaya yang lebih kecil

Meski tidak mudah untuk segera pindah pekerjaan atau mencari rumah, Anda bisa saja mencari beberapa lingkungan budaya kecil, menemukan diantaranya kelompok gaul yang Anda inginkan.

Misalnya David Brooke, kolumnis New York Times mengambil Amerika sebagai contoh, “Amerika bukanlah negara dengan konsep kelas yang kuat, secara lebih mendasar, ia sebenarnya kumpulan dari berbagai kelompok independen, setiap kelompok memiliki ciri yang mereka sukai.” 

Misalkan saja, diantaranya bisa ditemukan ekstremis anti pemanasan global, penggemar olah raga terukur, atau penggila musik jazz dan lain sebagainya. Di dalam lingkungan tersebut mengekspresikan diri semestinya tidak terlalu sulit. Tak peduli posisi kewenangan Anda di dalam situ bagaimana, kelompok-kelompok itu akan memperkokoh konsep nilai dan rasa kebersamaan Anda.

Komunikasi antar kelompok-kelompok kecil ini juga cukup terbatas.  Suatu perubahan kekuasaan, bagi orang dalam boleh dibilang kemungkinan adalah menggemparkan, tetapi bagi orang luar yang meneliti dari arah luar, bagaikan bersendawa yang sama sekali tidak berarti.  Seperti psikolog yang menyukai orang lain menggunakan namanya sebagai referensi formulir psiko-test, walaupun jarang ada orang yang akan memperhatikan nama siapakah gerangan ini.

4) Lebih baik sebagai kepala ayam daripada sebagai ekor sapi

Di depan mata terdapat 2 pilihan, satu ialah menjadi pengacara di desa, orang di komunitas itu mengenal diri Anda, bahkan papan nama di depan pintu tertera nama Anda. Ataukah menjadi salah seorang pemegang saham yang kosong di sebuah biro konsultan pengacara besar, maka Anda akan memilih kehidupan yang mana?

Tak dapat dipungkiri, banyak orang seringkali di dalam lingkungan kecil lebih bisa berkembang.

Robert Frank memberi contoh seorang temannya yang meski prestasinya saat remaja tidak menonjol, nilainya tidak mampu membawanya masuk ke sekolah ternama di kota, terpaksa beralih ke sekolah negeri di pedesaan.

Di sekolah desa ia malah bagaikan ikan yang memperoleh air, akhirnya ia diterima di sebuah Perguruan Tinggi yang termasyur. Sesudah menjauhi lingkungan besar, apabila bisa dengan cara inovatif atau lateral (berbalikan) mengembangkan jalan keluar sendiri yang unik, sejak saat itu nasib seumur hidup mungkin sudah bisa diubah.

5) Semakin matang seiring bertambahnya usia

Mengenal poin ini sangat penting, ia juga adalah pedoman orang-orang untuk menekan iri hati. Survey membuktikan, kebiasaan membandingkan, akan berangsur berkurang seiring dengan pertambahan usia.

“Sewaktu ibu saya masih muda, sangat iri hati terhadap kawan-kawan wanitanya.” Sarah S. mengenang. Sampai pada suatu hari ibu Sarah yang berusia 60 tahun mengungkapkan, persahabatannya dengan kawan-kawan lamanya itu semakin lama bagaikan saudara kandung. Dia baru merasakan peningkatan pemahaman terhadap sanubari sang ibu. Ketika wanita itu telah melampaui masa kematangannya yang penuh energi, kecenderungan iri hati terhadap rekan sesama perempuan akan semakin surut.

6) Mencipta rasa aman sejati

”Soroton mata Anda seyogyanya alihkan dari orang lain, taruhlah alat pendeteksi itu pada hati Anda dan periksalah dengan teliti, carilah benih keiri-hatian di dalamnya, hapuskan suara yang usang serta pengalaman yang telah lampau.

"Pusatkan segenap hati Anda, dengan baik-baik bentuklah perasaan aman yang sejati pada emosi dan pribadi Anda!” demikian kata Jennifer James di dalam buku Perjalanan Nurani.

Tatkala rasa iri hendak bergerak, pikirkan dahulu hal apa yang memang betul-betul penting bagi Anda? Apakah  merupakan target Anda sendiri? Bisa mencapai apakah kemampuan dan sumber daya Anda? Itu bisa membantu Anda lepas keluar dari persaingan psikologis, dengan kepala tegak dan langkah tegap melangkah menuju kehidupan milik anda sendiri.

7) Pahami kesejatian hidup

Ini adalah pedoman tertinggi menyelesaikan rasa iri hati . Manusia hidup di dunia, memiliki hawa nafsu dan rasa sentimental, semuanya secara naluri ingin hidup dengan lebih baik, bisa hidup dengan lebih terpandang dan terhormat.

Justru karena manusia memiliki angan-angan, dalam hati kecilnya bisa tumbuh rasa sentimental berupa cinta dan benci, ini adalah daya penggerak timbulnya iri hati.

Apabila seorang manusia bisa menyadari, bahwasanya manusia hidup di dunia, tujuannya sesungguhnya bukan demi hidup dengan lebih baik, dengan lebih terpandang dan terhormat, melainkan demi kembali ke jati diri yang asli/ suci, balik ke sifat pokok alami manusia.

Jika bisa mengenali hal ini, maka perolehan dan kehilangan dalam hal materi dan kepuasan terhadap hawa nafsu dan rasa sentimental menjadi tidak begitu penting lagi, maka akan mampu mengurangi hingga menghapus daya gerak timbulnya iri hati.

Tentu saja cara melalui pemahaman kesejatian hidup hingga berhasil mengendalikan iri hati, bukannya dengan mudah dapat dilakukan oleh setiap orang, namun jika Anda benar-benar mau bertekad mengatasi iri hati, maka  selain merupakan cara yang efektif, juga merupakan pedoman tertinggi yang bisa menuntaskan masalah iri hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...