Pages

Senin, 02 Agustus 2010

Menghargai Hari Ini


 Hal apa pun yang terjadi di dunia ini menyerupai aliran air di sungai, yang setiap saat setiap detik selalu terjadi beraneka ragam perubahan.

Namun di masa kini masih terdapat banyak sekali orang yang tidak mengerti akan bagaimana memanfaatkan sebaik-baiknya hari ini, dan tidak menghargai kesempatan berharga yang telah terpampang di depan mata.

Malah justru mencemaskan apa yang akan terjadi pada dirinya sendiri di masa mendatang nanti. Sesungguhnya waktu sama sekali tak identik dengan uang yang dapat kita tabung sebagai persediaan bila kita membutuhkannya. Yang dapat kita manfaatkan adalah waktu yang seketika ini yang telah diberikan kepada kita, yaitu hari ini, dan sekarang ini.


Di zaman dahulu kala di negeri Tiongkok ada seorang biksu kecil yang tugasnya adalah menyapu halaman kuil hingga bersih. Setiap hari dia harus bangun pagi-pagi sekali.

Sebenarnya halaman kuil sudah sangat bersih, satu-satunya yang perlu disapu adalah dedaunan kering yang rontok dan berserakan dimana-mana. Bangun di pagi hari untuk menyapu rerontokan daun adalah tugas yang sangat menyengsarakan.

Lebih-lebih lagi di saat peralihan musim gugur dan musim dingin setiap tahunnya. Dedaunan beterbangan memenuhi angkasa mengikuti tiupan angin dalam jumlah yang sangat banyak.

Dibutuhkan waktu yang sangat lama setiap paginya untuk dapat membersihkan halaman kuil dari dedaunan tersebut, hal ini sangat memusingkan kepala si biksu kecil, ia terus menerus memikirkan suatu cara yang bagus  agar dirinya bisa agak santai.

Kemudian ada seorang bikshu di kuil tersebut yang menganggap dirinya sendiri sangat cerdas, ia berkata pada si biksu kecil, “Besok sebelum kamu mulai menyapu, gunakanlah tenaga yang kuat untuk menggoyang-goyangkan pohon-pohon itu terlebih dulu. Agar semua dedaunan rontok. Bukankah dengan begitu lusa kamu sudah tidak perlu menyapu dedaunan lagi?”

Begitu mendengar perkataan tersebut si biksu kecil lantas berpikir bahwa cara tersebut adalah cara penyelesaian yang baik dan tuntas untuk selama-lamanya.

Maka keesokan paginya ia menggoyang setiap pohon dengan segenap kekuatannya, dengan demikian ia mengira bisa menyapu bersih semua rerontokan dedaunan yang jatuh pada hari ini dan sekaligus juga semua daun yang akan rontok keesokan harinya, sepanjang hari itu ia amat girang.

Namun keesokan paginya ketika si biksu kecil itu pergi ke halaman untuk melihat-lihat, ia segera tertegun : halaman itu masih seperti sedia kala, penuh dengan dedaunan yang rontok yang berserakan di mana-mana. Ketika itu pula sang kepala biara melewati tempat itu, beliau melihat keadaan si biksu kecil yang menjadi murung. Setelah menanyakan dengan jelas duduk perkaranya, beliau pun berkata pada si biksu kecil, “Anak bodoh, seberapa pun besar tenaga yang telah kau kerahkan, keesokan harinya dedaunan itu masih tetap akan rontok juga.”

Setiap kejadian semuanya adalah kehendak dari Langit. Terdapat sangat banyak kejadian di dunia ini yang tidak bisa kita percepat lebih awal agar terjadi sekarang.

Memanfaatkan dengan sebaik-baiknya hari ini merupakan sikap menghadapi kehidupan yang paling tepat. Sebenarnya kehidupan ini tidak terlalu banyak memerlukan pengaharapan atas hari esok. Karena pada hakikatnya hari esok itu masih penuh dengan ketidakpastian yang tidak dapat dijelaskan.

Besok, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi, bagaimana perubahan di dalam lingkungan di sekitar kita. Karena gambaran di dalamnya itu samar-samar, menyebabkan orang sulit menyadari, sulit memahami dan sulit untuk diraba.

Jika seseorang semata-mata hanya mengharapkan esok hari, maka ia bisa tanpa disengaja memboroskan hari ini dengan sia-sia. Mencampakkan hari ini begitu saja, melepaskan kesempatan yang berharga, sehingga membuat waktu yang begitu indah dari hari ini terlewatkan sambil lalu dengan sia-sia.

Hanya waktu pada hari ini, yang benar-benar nyata. Rel kehidupan di hari ini membuat semua keberhasilan dan kegagalan yang dicapai kemarin menjadi tidak berarti, hari ini bisa menghapus air mata dan kepedihan yang dialami kemarin, membuat cita-cita kemarin terwujud pada hari ini.

Bisa memanfaatkan hari ini dengan sebaik mungkin berarti telah benar-benar menghargai titik terpenting dari waktu, telah menanamkan benih ketulusan dan kebaikan di tanah yang subur pada hari ini, baru dapat memperoleh suatu akhir yang bahagia di kemudian hari.

Menghargai hari ini, Anda tidak akan menyia-nyiakan waktu. Menghargai hari ini, Anda tidak akan melewatkan kesempatan dan nasib. Menghargai hari ini barulah Anda benar-benar menyayangi jiwa Anda sendiri. Menghargai hari ini, Anda baru akan bisa mendapatkan kehidupan yang kaya dan tanpa penyesalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...