Pages

Rabu, 04 Agustus 2010

Berpikir dari sudut pandang orang lain


Ada sepasang suami istri beserta seorang anaknya seharian mencari rumah kontrakan, dengan tubuh letih mereka melihat rumah kontrakan satu per satu, tetapi tetap saja belum mendapatkan rumah yang sesuai dengan keinginan.

Akhirnya pada sore hari muncullah sebuah kemukjizatan, pasangan tersebut menemukan sebuah rumah kontrakan yang sesuai dengan keinginan. Mereka buru-buru ingin membayar uang muka rumah itu, karena menurut mereka rumah itu sangat bagus. Ruang tamu layak sebagai ruang tamu. Kamar mandi layak sebagai kamar mandi.

Mereka tidak menyukai rumah yang ruang tamunya kelihatan seperti kamar mandi, runyam dan kotor. Mereka juga tidak ingin memiliki rumah kontrak-an yang mempunyai kamar mandi seperti ruang tamu, sangat mewah.

Pemilik rumah itu seorang pria lanjut usia. Pria tua ini berkata, “Jika ingin mengontrak rumah ini, kriterianya hanya satu. Yakni saya tidak mengontrakkan rumah ini kepada keluarga yang mempunyai anak kecil.” Sepasang suami istri tersebut saling berpandangan dengan perasaan kecewa.

Si suami berkata, “Tetapi... bagaimana pendapat Anda tentang anak yang di samping kami ini?”

Si istri tiba-tiba menyela, “Dia cuma hiasan!”

Si suami berkata, “Istriku! Tak kusangka, demi mengontrak rumah engkau menganggap anak kita sebagai benda hiasan?!”

“Huh.. saya benar-benar menyukai rumah itu. Tidak kusangka malah dibebani persyaratan yang merepotkan ini!”

Ketika suami istri akan meninggalkan tempat itu, anak mereka berbalik dan memencet bel rumah pemilik kontrakan itu lagi. Ting tong....

Orang tua itu membuka pintu, dengan tersenyum dia berkata, “Ada persoalan apa lagi,  Hiasan? Ho ho ho!”

Anak kecil itu berkata, “Kakek, saya ingin mengontrak rumah.”

Orang tua itu berkata, “Mengontrak rumah? Saya tidak mengontrakkan rumah ini kepada keluarga yang mempunyai anak kecil lho.”

“Saya tahu! Saya hanya memiliki seorang ayah dan ibu saja tidak ada anak kecil! Anda boleh mengontrakan rumah itu kepada saya!”

“Ha ha ha! Sungguh pandai sekali, Ok, rumah ini saya kontrakan kepada Anda,” kata orang tua itu.

Dalam kehidupan ini selalu ada banyak sekali persyaratan, tidak peduli persyaratan itu tentang permasalahan apa. Jika kita mengikutinya  tanpa berpikir panjang, kadang kala bisa membuat kita tidak berdaya.

Apakah Anda mempunyai pengalaman seperti ini?” Begitu menjadi suatu kebiasaan, maka logika yang kaku itu akan datang menyertai.

Kadang kala masalah sepele seperti menyeduh kopi, saya tidak mengerti bagaimana memandang hal tersebut dari sudut pandang lain. Cobalah untuk membiasakan diri berpikir dari sudut pandang lain, tidak ada salahnya jika mengembangkan cara berpikir yang tak sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...