Melihat arsip-arsip tulisan lama, saya baru ingat bahwa saya dulu pernah membuat tulisan tentang signifikansi percaya diri dan bagaimana mengukurnya, namun terlupa untuk melanjutkannya dengan kiat bagaimana memPeDekan diri. Baik, langsung saja; berikut ini adalah 17 kiat untuk membangun percaya diri.
1. Ubah Sikap Tubuh
Jika mengubah sikap mental itu terasa susah bagi Anda, maka cobalah untuk mengubah sikap tubuh. Teramat sering, ini akan terasa lebih ringan bagi Anda. Manakala Anda merasa gugup ketika hendak diminta berbicara, tariklah napas dalam, tahan, lalu hembuksn. Namun sebelumnya tegakkan dulu badan Anda, perkenankan sangkar rusuk Anda terbuka sempurna. Tak hanya itu, sedikit dongakkan kepala Anda, lalu paksa diri Anda untuk tersenyum. Dijamin, dengan begini Anda akan susah untuk merasa buruk; sekedar mengondisikan sikap tubuh. Intinya, gunakan dan bawakan tubuh Anda secara lebih percaya diri. Bingung memulainya? Lihat saja film atau teman2 Anda yang berPeDe besar. Tak ada ruginya; toh postur yang benar juga menyehatkan.
2. Umpamakan Anda PeDe
Buatlah pengandaian, dan terapkan. Maksudnya demikian: bayangkan, seandainya Anda ini orang yang percaya diri, bagaimana Anda akan bersikap? Apakah cara berjalan Anda berbeda dari yang sekarang? Bagaimana dengan cara Anda menatap orang lain ketika berbicara dengannya? Cara Anda cuek dengan tatapan mata cemooh orang lain? Atau jangan-jangan Anda bisa melihat betapa cemoohan itu sebenarnya hanya di bayangan Anda? Singkatnya, bayangkan apa yang Anda pikir, katakan, dan lakukan manakala Anda percaya diri. Bayangkan itu Anda benar-benar jalani dalam bayangan, lalu benar-benar lakukan.
3. Pantaskan Dandanan Diri Anda
Bukan, bukan dandanan make up. Maksudnya, tampakkanlah secara fisik diri Anda yang percaya diri untuk membuat mental Anda terpengaruh dengannya. Bercukurlah, mandilah dengan baik, berbusanalah secara baik. Manakala Anda berbusana baik, maka perasaan Anda pun juga akan baik. Sampai sekarang, saya masih menggunakan dasi dan vest selama kuliah (s2). Selain itu menunjukkan respek saya pada pendidikan, institusi dan segala yang ada di sana, itu juga secara langsung membuat saya lebih percaya diri.
4. Netralkan Omongan Buruk Itu
Bagaimana jika memang benar ada orang-orang yang bicara buruk dan cemooh tentang Anda, dan Anda mengetahuinya. Ya sudah, hadapi. Namun sekarang modifikasi cara Anda membayangkannya. Bayangkan di benak Anda ada sebuah kenob volume suara yang bisa Anda kendalikan. Kecilkan suaranya, pokoknya sampai tidak terlalu keras, lalu ubah suaranya jadi lebih lucu; suaranya Upin Ipin barangkali. Anda bisa bayangkan bagaimana orang dg suara Upin Ipin berbicara buruk tentang Anda. Terdengar lucu, bukan? Itulah tujuannya. Coba saja, ini terbukti efektif kok.
5. Sengajakan Bersyukur
Sengajakan diri Anda untuk mensyukuri apa-apa yang ada alih-alih mengkhawatirkan apa-apa yang Anda tak punyai ataupun yang belum terjadi. Selain berucap hamdalah, ucapkan juga "Terima kasih, Ya Tuhan, terima kasih" dan bersungguh-sungguhlah dengan ucapan itu. Sadari bahwa Tuhan telah memberi Anda banyak sekali kecukupan.
6. Bayangkan Anda Sudah Pernah Lakukan
Tatkala Anda hendak melakukan suatu hal untuk pertama kalinya -memberi sambutan di podium? memimpin beberapa orang bawahan?- bayangkan Anda telah pernah melakukannya di masa lalu. Bayangkan dari sudut pandang orang lain Anda melakukan aktivitas itu dengan begitu baiknya. Lalu dengan skenario yang sudah terbangun itu, bayangkan lagi, namun kali ini dengan Anda sebagai pelaku, dari sudut mata Anda sendiri. Pikiran Anda tak bisa membedakan antara apa yang secara jelas gamblang Anda bayangkan dan apa yang semu. Maka jadikan bayangan Anda sedemikian jelas, lakukan berulang kali.
7. Gunakan Bantuan Musik
Tiap orang bisa berbeda, ada yang kurang peka dengan musik, melainkan dengan liriknya. Apapun, gunakan suara dari luar yang itu terdengar enak di kepala Anda. Jika Anda peka dengan lirik, maka sebaiknya fokuskan pada musik/nadanya saja. Kecuali bila Anda bisa temukan lagu dengan lirik yang betul-betul baik. Tapi cara ini hanya sementara, sekedar untuk membawa Anda ke kondisi yang lebih siap untuk berpikir PeDe.
8. Buatlah Rencana dan Janji Kecil, lalu Tepati
Anda perlu setidaknya merasa sebagai orang yang punya kendali dan patuh komitmen pada diri sendiri. Maka buatlah rencana2, keputusan2 dan janji2 kecil pada diri sendiri, lalu tepati. Setelah itu, beranjaklah ke yang lebih besar. Setelah lolos, atau bersamaan dengan itu, beranjaklah dengan rencana, keputusan, dan janji yang melibatkan orang lain. Namun ingat, jangan jadi martir yang berusaha menyenangkan semua orang dengan penuhi ekspektasi mereka. Anda bahkan harus membangun PeDe atas kemampuan berkata "Tidak" atas perihal yang melemahkan PeDe Anda (misal dibuat melakukan ini, itu, dst sampai-sampai Anda gagal memenuhinya)
9. Buatlah Target Capain Kecil, Penuhi Melebihi Ekspektasi
Prinsipnya sama dengan yang sebelumnya. Buatlah Anda merasa punya kepantasan untuk mencapai goal dengan terlebih dulu meraih yang kecil-kecil. Jangan langsung berusaha menggapai bintang; gapai dulu apa yang ada di atas pohon. Kesuksesan Anda meraih goal yang sederhana membuat Anda merasa punya kepantasan untuk meraih yang lebih tinggi.
10. Banyak-banyak ingat pengalaman baik
Perhatikan betul bagaimana Anda mengatur laci ingatan Anda, karena itu akan berpengaruh pada keberanian Anda untuk menatap ke depan dengan jantan. Wajar memang manakala pengalaman buruk dan gagal banyak mendominasi pikiran. Maka paksalah diri Anda untuk bisa mengingat hal-hal baik dengan menuliskan pengalaman baik (utamanya yang melibatkan orang lain) dan segala bentuk pencapaian dan prestasi yang itu tak ada piagamnya sekalipun. Ingat-ingat juga omongan orang yang Anda kagumi. Kesalahan dan gagal di masa lalu? Tertawakan itu semua!
11. Sadari bahwa prestasi buruk masa lalu tidak menggambarkan prestasi masa depan
Untuk masa lalu yang kelam dan miskin pencapaian, sadari bahwa masa depan Anda tidaklah lantas didakwa berdasarkan masa lalu Anda. Banyak orang jadi sukses justru karena Tuhan membuat mereka belajar dari masa lalu yang penuh kekalahan. Kegeraman mereka atas masa lalu membuat mereka bersemangat lebih besar untuk menciptakan masa depan yang lebih positif. Dan ternyata kepecundangan mereka di masa lalu malah menguatkan mental mereka, membuat mereka di masa sekarang dan di masa depan tak goyah oleh gagal dan salah yang menerpa. Lha dulu sudah pernah mengalami yang lebih buruk kok. Kepecundangan masa lalu malah jadi modal yang bernilai mahal untuk membangun sifat tahan banting dan persisten. Syukuri itu, dan sekarang tinggal hadapkan wajah dan mulai melangkah kencang ke depan. Ibarat mengendara mobil, Anda tak akan bisa lancar melaju dengan terus melihat ke belakang lewat spion.
12. Beri harga yang pantas pada diri Anda, jangan didiskon
Temukan bakat-bakat Anda dan aktivitas2 yang membuat Anda merasa punya daya besar ketika menjalani dan sesudahnya. Tuliskan kekuatan aktual Anda, temukan kekuatan laten Anda. Untuk dua-duanya, manfaatkan hingga Anda mencapai kepuasan sekedar dari menjalaninya. Anda lantas akan temukan berangsurnya Anda jadi lebih kompeten dalam hal itu, hingga Anda jadi lebih bisa menikmatinya serta merasa PeDe dengannya.
13. Miliki pertemanan yang positif
Baiklah, ada kalanya Anda tak bisa menghindar dari orang tertentu. Tapi bagaimanapun, Anda bisa memilih dengan siapa Anda lebih sering berinteraksi. Ingat bahwa kualitas diri Anda, kualitas PeDe Anda juga dipengaruhi oleh mereka-mereka di kisaran diri Anda.
14. Beri Diri Anda Asupan yang Positif
Mustahil sebuah teko bisa mengeluarkan teh yang manis manakala apa yang dimasukkan ke sana adalah garam dan terasi dengan tanpa ada gula melainkan sedikit saja. Mustahil Anda bisa merasa PeDe dengan mendengarkan gunjingan, makian, gerutuan, rasan-rasan (gosip), dan beragam ucapan sampah. Termasuk asupan positif adalah bahan bacaan dan tontonan; pokoknya apapun yang Anda dengar, baca, dan lihat. Maka jangan tonton tayangan gosip, aib, atau masalah orang lain. Itu semua akan membuat emosi Anda terkondisi untuk alasan-alasan yang tak patut (Anda ikutan marah manakala artis tertentu tidak mengaku salah? tatkala dia berselingkuh? tatkala dia berbohong? Lha buat apa?!)
15. Bangun kompetensi diri, bukan rendahkan yang lain
Cara pertama untuk membangun PeDe adalah dengan membangun, mengupgrade kompetensi diri -wawasan (knowledge), keterampilan (skill), dan mentalitas (attitude). Ini tentu cara yang baik. Cara kedua untuk membangun PeDe adalah dengan menstagnansi diri, lalu bersamaan dengan itu merendahkan orang lain, atau apapun yang membuat diri menganggap orang lain tertentu lebih rendah. Ini adalah cara-cara pemalas untuk menyenangkan dirinya, dengan menenangkan diri bahwa ternyata masih ada orang yang lebih buruk ketimbang dirinya. Jangan khawatir, kita bisa kok menjadi PeDe tanpa merendahkan orang lain. Yang pasti, semakin ahli, semakin PeDe juga Anda jadinya. Maka ketahuilah caranya.
16. Bersainglah dengan Diri Sendiri
Oleh karenanya, bersainglah Anda dengan diri sendiri, bukan dengan orang lain. Khususnya apabila Anda tak bisa menemukan orang yang betul-betul serupa dengan Anda dalam hal keunikan kompetensi. Anda tak bisa dong membandingkan ukuran prestasi pemain bilyar dengan perenang. Ingat-ingat dan buat ukuran bagaimana kompetensi Anda yang sekarang (=baru berani bicara di hadapan 10 orang) lalu di masa depan tertentu nanti lalukan perbandingan lagi (=sudah berani bicara di hadapan 50+ orang. Pencapaian!) dan rayakan!
17. Buatlah, Kontribusikan Capaian Prestasi yang Unik
Temukan keunikan Anda, lalu buatlah capaian yang sifatnya unik dan itu bermanfaat bagi orang lain. Keunikan capaian akan membuat Anda merasa berkembang dalam keotentikan diri, dan itu memuaskan, sementara mengkontribusikan itu juga akan membahagiakan Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar