Minggu, 15 Agustus 2010
Perempuan Tradisional
Di dalam hati setiap perempuan sedikit banyak pasti mendambakan kehidupan seperti zaman dahulu, dimana pria bercocok tanam dan perempuan menenun, membantu suami dan mendidik anak. Pria mengutamakan masalah luar dan perempuan mengutamakan masalah dalam, lebih-lebih dalam hal membantu suami dan mendidik anak adalah impian yang didambakan oleh semua perempuan.
Tetapi pada zaman sekarang ini, semua tradisi ini telah jauh pergi, telah menjadi suatu impian yang sulit diraih. Lihat saja apa yang akan terjadi pada seorang perempuan yang mempertahankan tradisi ini!
Orang tua perempuan itu ingin memdidikanaknya menjadi seorang perempuan kuat (perempuan karier), tetapi apa daya dalam hati anak ini selalu merasa sebagai seorang perempuan sudah seharusnya belajar bagaimana mengatur rumah tangga, memasak nasi, menjaga anak.
Dan yang terpenting adalah bagaimana mempertimbangkan keluarga, dan dalam karier atau usaha tidak seharusnya perempuan berebut keunggulan dengan pria, melakukan bisnis adalah urusan saudara laki-lakinya. Sebenarnya pria mengutamakan masalah luar dan perempuan mengutamakan masalah dalam!
Orang tua ini merasa anaknya terlalu naif, jika dia tidak bisa mandiri, menghabiskan waktu hanya untuk belajar keterampilan yang harus dimiliki perempuan, maka setelah dia menikah di kemudian hari, kehidupannya akan menemui kesulitan. Meski anak mereka telah bekerja, tetapi dia sama sekali tidak berniat meniti kariernya.
Dia lebih suka belajar bagaimana menjahit, mendidik anak kecil dan hal-hal semacam itu, dalam perusahaan dia tidak bersedia dipromosikan atau dinaikkan jabatan.
Dalam pekerjaan ada satu hal yang menggiurkan yaitu jabatan tinggi dan gaji besar. Jika di kemudian hari dia sudah menikah, maka akan sulit melepaskan pekerjaannya demi mengasuh keluarga.
Seorang ibu teman anak perempuan ini pernah berkata, zaman sekarang ini tidak ada orang yang ingin menikahi perempuan yang tidak memiliki pekerjaan. Temannya yang lain juga menyampaikan hal serupa, pria zaman sekarang mengharapkan perempuan idaman mereka mempunyai pekerjaan, bisa menghidupi diri mereka sendiri, jangan meminta uang kepada dia, sama-sama manusia mengapa seorang pria harus menghidupi isterinya?
Walaupun pendapat seperti ini sudah banyak didengar, tetapi perempuan ini selalu berpendapat dirinya pasti bisa menantikan perkecualian yang sangat sulit untuk didapatkan itu.
Bagaimanapun juga seorang perempuan karir tidak akan bisa 100% memperhatikan rumah tangganya, dia lebih suka setelah menikah nanti bisa menemani anaknya tumbuh dewasa, bahkan bisa menjahitkan sendiri pakaian anaknya.
Akhinya tiba juga saatnya menikah.Suaminya berkata ingin agar dia bisa pulang ke rumah dan tidak bekerja lagi, dengan bergembira dia mengira impian yang didambakan selama ini benar-benar menjadi kenyataan, menjadi seorang ibu rumah tangga tulen! Namun persoalannya tidak seperti apa yang dia pikirkan!
Setelah menikah suaminya sudah tidak bekerja lagi, perusahaan keluarga suaminya juga tidak diurusi oleh saudara-saudaranya. Pihak keluarga mertua menginginkan menantunya bisa mengurus perusahaan keluarga mereka, dan karena dia seorang anak menantu sudah sewajarnya tidak perlu diberi gaji, juga tidak ada hari libur.
Bahkan pihak keluarga mertua mendukung suaminya untuk tidak bekerja lagi. Karenanya sang suami berkata, jika dia tidak bekerja kita semua makan apa?
Seperti inilah seorang perempuan tradisional menjaga baik-baik rumah tangganya! Ditambah lagi suaminya tidak ingin mempunyai anak, semua angan-angannya dulu menjadi seorang ibu rumah tangga buyar tuntas!
Karena itu dia akhirnya teringat kembali kata-kata orang tuanya, walaupun seorang anak perempuan juga harus bisa mandiri, jika tidak kehidupannya di kemudian hari akan mengalami kesulitan.
Juga tidak bisa dipersalahkan jika banyak orang tua pada zaman sekarang yang mengatakan kepada anak perempuan mereka, tidak menikah juga tidak apa-apa, tidak diharuskan menikah.
Zaman dahulu, pria mengutamakan luar dan perempuan mengutamakan dalam, berarti pria mengutamakan karirnya dan perempuan menjaga rumah tangga, sedangkan arti dari pria mengutamakan luar dan perempuan mengutamakan dalam pada zaman sekarang adalah pria bersenang-senang di luar, dan perempuan tidak bisa menghindar menjaga karir dan keluarganya.
Seandainya dulu tidak memimpikan dirinya ingin menjadi seorang ibu rumah tangga, mengerjakan dengan baik pekerjaannya, maka sekarang juga tidak akan menjadi begini! Kehidupan pria bercocok tanam dan perempuan menenun, pada zaman sekarang benar-benar telah menjadi legenda.
Perempuan yang semula sangat mengharapkan dirinya bisa menjadi seorang perempuan tradisional, akhirnya melepaskan harapan itu menuntut untuk cerai, dan pergi keluar mencari pekerjaan, dengan gaji yang kecil dia berencana untuk hidup seorang diri.
Tak diduga suaminya datang mencarinya untuk kembali, selama beberapa bulan setiap malam suaminya menyediakan makan malam menanti dia pulang dari kerja dan makan malam bersama. Sang suami sangat menikmati hal tersebut, tetapi dalam hal pekerjaan suaminya masih tidak berminat, dia lebih suka belajar memasak!
Kemudian perempuan itu teringat pernah minta tolong suaminya untuk mencuci mangkuk karena dia terlalu lelah, membiarkan dia beristirahat untuk sejenak, tetapi suaminya sama sekali tidak bergeming. Sekarang keadaan ekonomi perempuan tersebut sudah bisa mandiri, suaminya bisa melakukan hal tersebut dengan kemauannya sendiri.
Perempuan itu berpikir telah terjadi perubahan luar biasa. Zaman sekarang ini sungguh benar tidak perlu mempertahankan pendapat pria mengutamakan luar dan perempuan mengutamakan dalam lagi. Seorang perempuan jika memiliki simpanan uang sendiri, bisa bekerja dengan mandiri adalah suatu hal yang baik. Pria jika tidak ingin bekerja, dia memasak dan membersihkan rumah serta menjaga orang tua dan anak-anak, hal tersebut juga bisa diterima.
Zaman benar-benar sudah berubah! Dia sendiri pada saat masih muda karena ingin menjadi seorang ibu rumah tangga tradisional pernah ditertawakan oleh orang lain karena tidak ada ambisi. Dan setelah menikah, ia malah harus bekerja sedangkan suaminya malah menjadi seorang tukang masak di rumah, dia sungguh tidak tahu harus bagaimana berkata!
Hanya bisa mengatakan zaman benar-benar sudah berbeda!
Ini adalah kisah nyata, tentunya masih ada perempuan yang bisa menjadi ibu rumah tangga dan mendidik anak-anak mereka sepenuhnya, kita hanya bisa katakan perempuan dalam kisah ini tidak mempunyai nasib seperti itu!
Jika dalam nasib kita ada, pasti bisa terjadi, bila tidak ada dan Anda memohon untuk diberikan, maka hanya bisa mengalami banyak kesengsaraan secara sia-sia, tetapi tetap tidak akan mendapatkan untuk selamanya! Maka lebih baik kita berkonsentrasi untuk menjadi seorang perempuan karir masa kini saja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar