Selasa, 24 Agustus 2010
Kebahagiaan Itu Jauh Lebih Bermakna
Apakah ada beda antara kebahagiaan dengan kesenangan ?
Saya melihat ada bedanya dan dapat saya rasakan. Kalau bahagia itu jauh lebih dalam ketimbang kesenangan.
Bahagia itu lebih bermakna bagi diri kita dari pada sekedar mendapat kesenangan. Kebahagiaan itu jauh lebih berharga dan sangat mahal dari pada harga sebuah kesenangan.
Saya senang jalan-jalan, tapi saya bahagia dengan menjadi penulis. Saya senang makan pisang keju, tapi saya lebih bahagia saat mengajar.
Saya senang nonton film, tetapi saya merasakan bahagia saat bisa memberikan sesuatu kepada orang lain. Saya senang dengan udara sejuk, tapi saya bahagia dengan bersepeda.
Bahagia itu lebih menyentuh ke dalam diri seseorang dan dia akan merasakan sesuatu yang jauh lebih nyaman. Saat seseorang telah dapat menemukan potensi dirinya dan jati dirinya yang terdalam lalu kemudian dia mengaktualisasikannya dalam kehidupannya, maka dia akan bisa merasakan kebahagiaan itu.
Kebahagiaan adalah anugrah Yang Maha Kuasa berikan kepada kita melalui potensi-potensi yang kita miliki.
Kebahagiaan adalah menyangkut sesuatu yang dapat membuatnya semakin bermakna. Tidak hanya bermakna bagi dirinya tapi juga bagi orang lain. Kebahagiaan identik dengan manfaat yang berjangka panjang.
Tidak semu dan dapat benar-benar kita rasakan. Kebahagiaan adalah milik semua orang. Dan saya yakin setiap orang pernah merasakan kebahagiaan itu dan perasaan ini beda dari hanya sekedar kesenangan.
Mungkin ada yang bahagia dengan memberi permen kepada anak kecil. Ada yang bahagia dengan menjadi kakak asuh. Ada yang bahagia dengan memberikan manfaat dengan tulisannya. Mungkin ada yang bahagia menjadi pemimpin yang amanah.
Bisa juga dia merasa bahagia saat melihat orang lain bahagia. Dan dia bahagia menjadi orang yang memberikan kenyamanan bagi orang lain. Dia pun bahagia saat tersenyum kepada orang lain dan membuatnya tersenyum juga.
Ataupun dia akan bahagia jika bisnisnya dapat juga bermanfaat bagi masyarakat. Tidak hanya untuk kepentingan dirinya, tetapi kepentingan sesama.
Dia bahagia dengan apa yang dilakukannya karena dia merasa hal itu adalah sesuatu yang bermakna bagi dirinya maupun bagi sesamanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar