Ada sebuah kisah seorang tuan tanah mengeluarkan pengumuman mencari seorang pegawai, ada tiga orang yang menerima panggilan. Tuan tanah itu berkata kepada orang pertama, “Lorong di lantai atas ada sebuah jendela kaca. Tolong Anda hancurkan jendela kaca itu dengan tangan Anda.”
Orang pertama yang menerima panggilan itu dengan segera melaksanakan perintah tuan tanah itu. Beruntung sekali jendela itu bukan terbuat dari kaca asli, jika tidak tangannya pasti mengalami cidera yang serius.
Lalu si tuan tanah itu berkata pada orang kedua, “Ini ada satu timba air kotor, tolong Anda tuangkan pada petugas kebersihan yang berada di dalam kamar lantai atas. Saat ini dia sedang beristirahat di kamar itu. Anda jangan berbicara, buka pintu dan langsung tuangkan air ke tubuhnya.
Orang kedua ini langsung membawa air kotor itu dan pergi ke lantai atas, mencari kamar itu. Dia membuka pintu sungguh ada seorang petugas kebersihan yang sedang duduk dalam kamar. Tanpa berkata apapun, dia menuangkan air kotor itu ke atas kepala orang itu, lalu bergegas pergi melaporkan hasilnya kepada si tuan tanah. Akhirnya si Tuan Tanah memberitahu kepada dia bahwa yang duduk dalam kamar itu hanyalah sebuah patung lilin.
Giliran orang ketiga, si tuan tanah itu berkata, “Di ruang tamu ada seorang gemuk, Anda pergi ke ruang tamu itu dan pukul si gemuk itu dengan keras. Orang ketiga ini menjawab, “Mohon maaf, saya tidak mempunyai alasan untuk memukul orang tersebut.
Walaupun saya punya alasan juga tidak bisa menggunakan kekerasan sebagai cara penyelesaian persoalan. Dengan perkataan saya ini mungkin saya tidak akan Anda rekrut, tetapi saya tidak akan melaksanakan perintah Anda yang demikian ini.”
Kemudian si tuan tanah itu mengumumkan bahwa orang yang ketiga inilah yang diterima, dengan alasan dia adalah seorang pemberani, juga adalah seorang yang rasional. Dia mempunyai keberanian untuk menolak melaksanakan perintah majikannya yang tidak masuk akal, tentunya dia akan lebih mempunyai keberanian untuk tidak melaksanakan perintah lainnya yang tidak masuk akal.
Jenderal Charles de Gaulle juga pernah menjumpai pemberani seperti ini. Pada 1965 di Prancis sedang terjadi peristiwa pemberontakan rakyat, para pelajar dan hampir seluruh warga Paris turun ke jalan, menuntut Jenderal Charles de Gaulle yang saat itu menjabat sebagai presiden agar lengser.
Charles de Gaulle pada saat itu sudah kehabisan akal, kemudian dia pergi ke Kota Baden di Jerman, karena ada komandan garnisun Prancis yang ditugaskan di sana. Charles de Gaulle lalu meminta komandan garnisun Prancis itu untuk memimpin pasukannya kembali ke Kota Paris guna meredam pemberontakan rakyat yang terjadi pada saat itu.
Tetapi permintaan Charles de Gaulle untuk kali kedua ditolak oleh komandan itu, bahkan ia malah memberi nasihat kepada Charles de Gaulle untuk mencabut perintah ini.
Di kemudian hari Charles de Gaulle sangat berterima kasih kepada komandan tersebut, memuji komandan tersebut sebagai orang yang gagah berani, berani menolak melaksanakan perintahnya yang tidak benar.
Charles de Gaulle juga menulis surat kepada isteri komandan tersebut, mengatakan bahwa Tuhan telah menuntun dirinya pergi ke Kota Baden dan bertemu dengan suaminya ketika dia sedang tidak berdaya. Jika tidak, dia mungkin sudah menjadi orang yang berdosa di dalam sejarah.
Definisi dari keberanian itu hanya satu, tetapi manifestasi dari keberanian itu beraneka ragam banyaknya.
Dari tiga orang penerima panggilan itu, dua orang pertama bersikeras melaksanakan perintah si tuan tanah.
Kelihatannya seper-ti tidak bisa dikritik, namun bagaimanapun juga itu adalah perintah dari majikan. Tetapi keberanian orang ketiga yang menolak untuk melaksanakan perintah yang tidak masuk akal, hal tersebut patut diacungi jempol.
Begitu juga halnya komandan garnisun Prancis ini, dia berani menolak melaksanakan perintah Charles de Gaulle yang menjabat sebagai presiden Prancis pada saat itu, karena perintahnya melanggar keinginan rakyat serta melanggar semangat demokrasi, hal tersebut patut dihargai.
Jika peristiwa ini terjadi di negara yang menganut sistem diktator, sama sekali tidak dapat dibayangkan. Maka dari itu keberanian bukan hanya mencerminkan suatu tindakan, namun di dalamnya juga terkandung makna kerasionalan serta moral dan keadilan. Keberanian yang tidak rasional atau kurang rasional, keberanian yang tidak atau kurang bermoral dan berkeadilan, paling-paling adalah keberanian membabi-buta yang dilakukan oleh orang yang kurang mampu berpikir.
Membicarakan keberanian di dalam dunia kita ini, lebih banyak orang yang berani melaksanakan perintah yang tak masuk akal dari pada orang yang berani menolak melaksanakan perintah yang tak masuk akal.
Hal ini disebabkan karena penguasa pada umumnya berusaha sekuat tenaga menganjurkan, membina dan menciptakan keberanian untuk melaksanakan perintah dengan patuh, dan penguasa sangat benci sekali kepada keberanian yang berani menolak melakukan perintah yang tak masuk akal.
Maka dari itu banyak sekali hal yang nyata-nyata salah, tidak bermoral serta tak berkeadilan, hal tak masuk akal yang melanggar hukum, karena di belakang hal-hal tersebut ada penguasa yang menginstruksikan, ada penguasa yang menyokong, maka ada juga orang yang “berani” untuk melaksanakan dan “berani” untuk melakukan.
Keberanian adalah ungkapan yang mengandung arti pujian dan keadilan, yang dicerminkan oleh keberanian adalah semacam kelakuan atau tindakan yang bermoral. Sampai-sampai orang tua mendidik anak-anak mereka juga sering mengatakan jadilah seorang anak baik yang pemberani.
Tetapi keberanian masih mempunyai suatu prasyarat yakni bisa membedakan mana yang benar dan yang salah. Keberanian yang tidak bisa membedakan mana yang benar dan yang salah, hanya berani secara irasional dan mutlak melaksanakan perintah merupakan suatu keberanian yang sangat menakutkan, juga adalah suatu keberanian yang bodoh, keberanian semacam inilah yang paling disambut dan dikagumi oleh para penguasa yang diktator.
Sedangkan keberanian yang memegang teguh kebenaran, berani melawan kejahatan, ketidak masuk akalan serta keberanian yang rasional barulah merupakan keberanian yang patut dipuji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar