Pages

Kamis, 09 September 2010

Semakin Gagal Semakin Bersemangat

Di PHK, kegagalan dalam usaha atau perkawinan, jangan sampai sekali jatuh tidak dapat bangkit lagi, atau menunggu bantuan dari orang lain.

Menurut saran dari majalah Psychology Today, tidak ada jeleknya memandang kegagalan sebagai titik balik baru untuk mengubah kehidupan, membaca sebagai referensi 9 cara memulihkan kegagalan yang dikemukakan oleh ahli psikolog, bisa membantu Anda dengan tenang melewati badai kegagalan. Manusia yang bisa lahir atau hidup kembali dari abu, adalah manusia yang paling patut dihargai.


Jangan merasa malu karena kegagalan

Robbin, ahli psikolog Universitas California menjelaskan, perbedaan antara kejahatan dan rasa malu, tepat merupakan kunci kita mengalihkan kesalahan pada sebab dari kegagalan itu. Jika Anda merasakan hal itu merupakan suatu kejahatan, maka Anda akan beranggapan “menggunakan cara yang salah, atau melakukan kesalahan”.

Namun jika Anda merasa malu, Anda akan beranggapan kemampuan “saya” hanya demikian, mengakibatkan Anda mengharapkan kegagalan, bukan menghindari kegagalan. 

Anda dapat mengatasi learned helplessness, menggunakan daya tekad (kemauan) untuk menerobos keluar dari kesulitan. Jangan menyalahkan segala kegagalan pada diri kita, carilah faktor eksternal yang mungkin menyebabkan kegagalan Anda, belajarlah dari kesalahan.

Sebaliknya jika Anda selalu menganggap kegagalan itu tidak ada sangkut pautnya dengan Anda, maka Anda mungkin harus menghadapi kenyataan, mengakui bahwa Anda mengacaukan hal itu, dari permasalahan itu cobalah mencari, mungkin masih ada hal apa yang belum Anda kerjakan dengan baik.


Dengan cara humor memandang hambar kegagalan

Penasihat manajemen Steven Berglas berkata, orang sering kali karena takut gagal lalu membelenggu diri sendiri, dengan sengaja mendirikan rintangan untuk diri sendiri, dengan demikian lalu mempunyai alasan, karena ada rintangan ini maka tidak bisa melakukan yang paling baik, maka tidak bisa dihitung hal itu adalah suatu kegagalan.

Kebanyakan orang yang bisa terlempar balik dalam kegagalan, rata-rata memiliki rasa humor, memahami sebab dari kegagalan karena terlalu memandang penting keberhasilan dan kegagalan dan untung rugi bagi diri sendiri. Humor itu adalah mundur selangkah untuk berpikir serta menggali pemikiran yang baru, jikalau bisa sepenuhnya menggunakan cara berpikir secara humor, maka akan bisa dengan sikap santai memandang hambar kegagalan, bagaimanapun juga kegagalan pada hari ini bisa menjadi berita menarik pada esok hari.


Menggapai kesempatan untuk “berkorban”

Menganggur bukanlah jalan buntu, mungkin berarti Anda pada akhirnya mempunyai waktu untuk melakukan hal-hal yang lebih bermakna, seperti bergabung dalam organisasi sosial sebagai relawan luar negeri.

Ivan di-PHK tanpa ada peringatan sebelumnya. Ketika dia berpikir hendak mencari pekerjaan yang baru, atau meneruskan kuliah mengambil S2, mendadak mendapatkan inspirasi, sebenarnya di PHK adalah berkah yang diberikan Langit pada dirinya, dia pada akhirnya bisa merealisasikan keinginannya menjadi seorang relawan.

Karena itu melalui pengaturan dari badan amal Dream Center International di Florida, dia pergi ke panti asuhan yang berada di Belize, Amerika Selatan, sebagai seorang relawan. Hal tersebut merupakan suatu hal yang terindah dalam hidupnya, selain bisa bertamasya, juga mendapatkan biaya hidup, serta masih bisa membantu orang lain.


Mempertahankan rasa optimis, menyingkirkan negatif

Karen Reivich, ahli psikolog Universitas Pennsylvania beranggapan, mempertahankan rasa optimis merupakan teknik yang paling penting untuk meningkatkan ketahanan terhadap frustrasi. Hal-hal dalam dunia tidak bisa dipilah baik dan buruknya, semuanya hanya melihat bagaimana cara Anda berpikir.

Ketahanan terhadap frustrasi tergantung pada bagaimana kita memperkuat kelincahan cara berpikir kita, asalkan selalu menjaga cara berpikir  yang positif, walaupun gagal juga tidak akan merasakan getir.

Ahli psikolog Martin Seligman menekankan pada masalah disputation (penyanggahan terhadap diri sendiri). Dari pengujian yang sering dilakukan, pemikiran negatif yang menyangkal diri sendiri, dan pikiran negatif lainnya sangatlah merugikan. Begitu Anda bisa menyingkirkan pemikiran yang tidak baik ini, maka mereka tidak akan bisa mengganggu perilaku Anda.


Mencari teman untuk saling menyemangati

Manusia saat dalam kesengsaraan membutuhkan seseorang untuk menemani, saling menyemangati, Pembuktian yang paling baik adalah kelompok organisasi yang bisa saling membantu melalui internet di mana kecepatan pertumbuhannya sangat mengejutkan orang, seperti “organisasi saling membantu untuk krisis dunia” yang berada di meetup.com.

Henry setelah ter-PHK dari perusahaan perangkat lunak, dia membuat situs “bagi mereka yang lolos dari krisis”. Organisasi tersebut tidak hanya menyediakan pintu keluar untuk pelampiasan perasaan bagi mereka yang sedang kehilangan tempat tinggal atau mengalami kegagalan dalam pernikahan, tetapi juga dapat membangkitkan semangat anggotanya untuk mengerjakan sesuatu.

Mereka akan mulai saling berbagi, misalnya bagaimana lebih berhemat uang, makan, cara menyiasati harga-harga barang, dan sebagainya, sehingga situs itu berubah menjadi ajang sumber informasi yang berlimpah bagi mereka yang mengalami depresi.


Berhenti menyalahkan diri sendiri

Khusus ditujukan kepada anak yang tumbuh dewasa dalam keluarga penuh kekerasan, penganiayaan atau mempunyai orang tua yang menyandang penyakit muram, penelitian telah mengindikasikan bahwa mempersalahkan diri sendiri kemungkinan bisa menyebabkan atau memperberat penyakit muram.

Attribution errors mungkin merupakan faktor penyebab utama atas terjadinya kegagalan yang berulang-ulang, di mana semua hal-hal buruk yang terjadi pada dirinya, kesalahannya dilimpahkan semua pada diri sendiri. Semakin Anda mempersalahkan diri sendiri Anda akan semakin putus asa dan kecewa, hal tersebut merupakan lingkaran yang tidak berujung pangkal, semakin putus asa Anda semakin mempersalahkan diri Anda sendiri.

Ahli psikolog Universitas Stanford bernama Carol Dweck menyatakan, sebaliknya jika anak tersebut bisa memahami, bahwa lingkungan hidup yang buruk bukanlah hal yang bisa dia kendalikan, maka jiwa sanubari anak tersebut akan lebih tidak mudah terlukai.


Menurunkan harapan pada diri sendiri

Ketika kita mendapatkan keberhasilan cenderung meningkatkan harapan terhadap diri sendiri, namun ketika mengalami kegagalan sulit untuk menurunkan tingkat harapan itu. Ahli psikolog bernama Jonathan Haidt memberi saran, menurunkan target untuk menyesuaikan dengan kebutuhkan nyata, jikalau kegagalan itu hanya disebabkan oleh karena tidak bisa mencapai tujuan yang Anda tentukan sebelumnya, maka Anda merevisi target yang sudah kadarluarsa itu untuk menghindari kegagalan.

Pulin dalam karya tulisnya yang berjudul Hasrat yang kuat: Bagaimana menguasai berhasil atau gagal dalam kehidupan ini menyebutkan, semasa ayahnya masih muda, ia merasa bangga terhadap dirinya yang selalu bisa melindungi hasil seluruh hutan, tetapi ketika dia sudah tua dan tidak bertenaga lagi, dia tidak pernah berpegang teguh pada target dan keberhasilannya di masa lalu, dia merasa puas dengan merawat bunga-bunga yang berada di teras rumahnya, namun demikian dia juga masih sangat berhasil.


Rajin menulis buku harian membantu mengatasi kegagalan

Ahli psikolog Universitas Texas bernama Jamie Pennebaker dalam penelitiannya terhadap para sarjana yang kehilangan pekerjaan ketika berumur tengah baya, ia menemukan bahwa sarjana yang menulis buku harian untuk melawan luka yang terjadi pada dirinya, prosentase mendapatkan pekerjaan yang baru lebih tinggi dari pada yang lain.

Menulis buku harian bukan hanya sebagai pelampiasan perasaan, bahkan bisa membantu mereka menata kembali masalah-masalah menggantung yang belum ada penyelesaiannya hingga mendapatkan suatu pemikiran dan cara penyelesaian yang lebih bermanfaat.

Menuliskan perasaan diri sendiri, membantu mereka menghadapi keadaan sulit kehilangan pekerjaan, serta meningkatkan teknik bermasyarakat, membuat mereka mengurangi hati untuk balas dendam, bisa lebih menyenangkan hati orang lain, maka mengerjakan sesuatu akan sangat trampil. Tidak lagi terjerumus dan tenggelam pada kegagalan di masa yang lalu, lebih bisa menuruti nasihat dari orang lain, bisa lebih optimistis serta mengurangi niat permusuhan.


Memperkuat tingkat toleransi terhadap kegagalan

Kemampuan menerima gempuran semakin kuat, pengalaman yang telah dipelajari semakin banyak, kesempatan untuk mencapai keberhasilan juga semakin besar. Pemain catur ternama bernama Bruce Pandolfini beranggapan, catur adalah permainan yang mempelajari “kegagalan”.

Pada awal permulaan bermain catur, kebanyakan pecatur akan mengalami kekalahan yang mengenaskan, namun jika pemain catur itu bisa bertoleransi terhadap kekalahan itu, melepaskan diri dari pengaruh perasaan yang negatif, mempertahankan secara normal keadaan perasaan batin dan kelakuannya, biasanya akan bisa memenangkan permainan catur itu.

Sebaliknya jika mengalami kekalahan lalu panik, terjebak secara total dalam gangguan perasaan, yang menyebabkan  dirinya tidak bisa menyesuaikan kegagalan, tidak bisa belajar kemampuan bagaimana mengurai kekalahan atau kegagalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...