Pages

Kamis, 02 September 2010

Kebajikan yang tulus mengubah musuh menjadi teman


Jika seseorang memiliki hati dengki atau iri yang sangat kuat, juga egoisnya sangat luar biasa, dia akan sangat mudah menjadikan banyak temannya berubah menjadi musuh.

Namun ketika mereka merasakan dirinya telah menimbulkan banyak musuh, banyak orang tidak mengerti harus bagaimana berbuat agar dapat mengubah semua musuhnya itu menjadi teman.

Sebenarnya ketulusan dan kebajikan adalah perilaku dasar sebagai manusia, dari ketulusan dan niat baik yang berpadu akan terbentuk menjadi suatu hati kebaikan yang murni, ini sudah lebih dari cukup untuk menguraikan segala dendam yang ada di dunia ini, juga bisa dengan mudah mengubah musuh menjadi teman.

Pada tahun 1754, ketika itu George Washington sudah berpangkat kolonel. Dia sedang memimpin pasukannya dalam tugas garnisun di kota Alexander. Hari itu bertepatan dengan hari pemilihan anggota kongres di parlemen negara bagian Virginia.

Ada seseorang yang bernama William Bent sedang menentang seorang kandidat yang didukung oleh Washington. Suatu hari, Washington mengadakan jajak pendapat dengan Bent mengenai masalah pemilihan umum ini dan dalam acara itu telah terjadi perdebatan yang sangat seru, dan Washington mengeluarkan kata-kata kotor yang sangat menusuk telinga.

Mendengar perkataan itu, Bent sangat gusar, dengan penuh emosi dia mengayunkan tinjunya memukul Washington hingga jatuh ke lantai.

Ketika berita ini terdengar oleh prajuritnya, mereka berdatangan dan ingin membela pemimpin mereka atas pukulan itu, ketika itu Washington mencegah mereka dan meyakinkan mereka agar dengan tenang mundur kembali ke barak.

Keesokan paginya Washington mempercayakan seseorang untuk membawakan secarik kertas catatan pada Bent, yang bertuliskan : “Mohon anda secepatnya ke sebuah bar setempat untuk bertemu.” Dengan ekspresi muka yang sangat tegang Bent datang ke bar itu, dia mengira pasti terjadi suatu perkelahian sengit. Tapi di luar dugaannya, yang menyambutnya bukan sebuah pistol melainkan segelas bir persahabatan.

Washington berdiri dengan wajah tersenyum, menjulurkan tangan atas kemauannya sendiri menyambut kedatangannya, juga dengan tulus hati berkata kepadanya, “Tuan Bent, siapa orang yang tak pernah berbuat kesalahan, mengetahui kesalahan dan bisa segera diubah adalah orang yang berbakat luar biasa. Masalah kemarin, sesungguhnya adalah kesalahan saya.

Anda telah melakukan tindakan yang telah menyelamatkan muka anda, jika anda merasakan tindakan itu sudah cukup, silahkan anda sambut tangan saya ini untuk berjabat tangan, marilah kita menjadi teman.”

Setelah pergolakan ini reda dalam suasana persahabatan, sejak saat itu pula Bent telah menjadi pengagum sejati Washington. Di dalam pergolakan ini Washington telah memperlihatkan tingkat mentalitas yang luar biasa sebagai pencerminan bagi manusia awam.

Orang yang berpandangan picik hanya bisa menggunakan cara yang ekstrim yaitu ‘melakukan pembalasan yang setimpal’, yang akhirnya hanya akan memperbesar sakit hati, musuh akan semakin banyak. Orang yang berlapang dada mengerti akan memaafkan, sabar dan mengalah, dengan hati kebaikan yang murni memancarkan cahaya kehidupan, adalah alat pengurai dendam atau sakit hati yang paling efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...