Pages

Rabu, 01 September 2010

6 Kesalahan Besar Dalam Berkomunikasi


Pernahkah anda menganalisa setiap percakapan anda sehari-hari?

Dari sekedar obrolan ringan dengan teman, percakapan dengan tetangga, curhat session dengan sahabat?

Mungkin selama ini anda beranggapan bahwa kehidupan sosial anda baik-baik saja bila anda PINTAR BERBICARA, yang kemudian diartikan anda akan sanggup menghadapi siapapun dan pandai bernegoisasi.

PINTAR BICARA vs PINTAR BERKOMUNIKASI ?

Pintar berbicara adalah salah satu keahlian yang patut dibanggakan, namun hal ini dapat menjadi candu bagi kebanyakan orang untuk terus bicara, bicara, dan bicara demi mendapat pengakuan/validasi sebagai seorang pembicara yang handal.

Validasi bagaikan sebuah madu manis yang memabukkan sehingga dalam sebuah kesempatan apapun, seseorang yang merasa pintar bicara akan terus mencoba menunjukkan keahliannya dalam berbagai kesempatan tanpa peduli apakah pendapat atau nasehatnya memberikan solusi atau manfaat bagi lawan bicaranya.

Ia hanya ingin menunjukkan superioritas, bukan berniat untuk berkomunikasi.

Seseorang yang pandai berkomunikasi akan menyampaikan sebuah pesan dengan tepat dengan cara yang tepat (sesuai dengan misi awal) pula sehingga orang tersebut menjadi semakin disukai oleh lawan bicara.

Berikut ini adalah 6 hal yang wajib dihindari dalam sebuah pembicaraan jika anda ingin menjadi seorang komunikator handal.

1. Berusaha memenangkan percakapan
Percakapan bukanlah pertandingan(kecuali debat), jadi tidak perlu adanya menang-kalah. Seorang pembicara akan merasa puas jika argumentasinya menang, namun seorang komunikator akan merasa puas jika lawan bicaranya menangkap dengan jelas maksudnya (atau bahkan terpengaruh) walaupun dirinya kalah dalam adu argumentasi.

2. Membandingkan ceritanya dengan cerita kita
Jika suatu saat ada teman yang menceritakan kejadian buruk dan anda kemudian berkata “Ah saya ingat sekali pernah mengalami yang demikian dan bahkan lebih buruk dan bla…bla..bla” . Hey, teman anda disini hanya membutuhkan simpati anda, bukan seorang rival dalam perlombaan nasib buruk. Jadilah seorang teman yang suportif dengan mendengarkannya lebih baik dan memberikan saran terbaik anda (bila diminta) tanpa berniat MENGGURUI.

3. Terlalu sering curhat
Ada kalanya ketika anda membagi duka, teman-teman anda akan ada disana untuk membantu anda. Mereka merasakan kesedihan yang sama seperti anda, bahkan mungkin lebih karena ada kalanya mereka ingin membantu namun terbatas dengan kemampuan mereka.

Semakin sering anda curhat, maka semakin sering mereka mengalami perasaan-perasaan negatif tersebut dan membuat mereka tidak nyaman lagi berada di dekat anda. Sebaliknya jika anda ingin membuat mereka nyaman, maka simpanlah curhatan anda untuk orang yang anda percaya paling kompeten memberikan solusi bagi anda (terapis, konsultan, psikiater, dll)

4. Hindari Gosip
Mungkin anda pernah diajak bergosip tentang keburukan seseorang. Tapi apa yang anda dapatkan dari kegiatan tersebut? Anda mau diajak bergosip karena anda INGIN DINILAI LEBIH BAIK dari yang orang anda gosipkan?  Saya beritahu anda sebuah RAHASIA BESAR.

MENJELEKKAN ORANG LAIN = MERENDAHKAN DIRI SENDIRI (tanpa sadar)

Rumus diatas berlaku sebaliknya, jika anda selalu berpositive thinking terhadap orang lain, maka hal itu akan menaikkan respek orang lain terhadap anda karena anda adalah seseorang yang positif setiap saat dan membuat orang didekat anda menjadi positif juga.

5. Sering Menginterupsi
Ketika anda tengah berbicara dan diinterupsi oleh lawan bicara , maka seketika anda tahu bahwa :

Mereka tidak tertarik dengan ucapan anda
Mereka merasa pendapat mereka lebih penting dari pendapat anda
Mereka merasa lebih baik dari anda
Mereka tidak menghargai anda!

Sekarang anda tahu jika anda melakukan hal itu kepada orang lain. Bayangkan perasaan mereka jika dalam sebuah forum, anda tidak berniat untuk menguntungkan kedua belah pihak melainkan cuma ingin membuktikan bahwa anda lebih baik dari semua orang disana, maka pembicaraan tersebut adalah sia-sia.

6. Argumentatif/ Tukang Debat
Suatu saat mungkin anda menemui seseorang yang terus-menerus menyampaikan opini yang berlawanan dengan anda tanpa peduli dengan tujuan awal pembicaraan. Jika anda menemui orang yang suka mengucapkan kata “tetapi”, maka kemungkinan ia termasuk kategori ini.

Orang dengan kebiasaan semacam itu kemungkinan ingin membuktikan intelektualitas mereka dalam seni berdebat. Yang mereka cari adalah KEMENANGAN (atau validasi dari lawan bicara). Bahkan sesuatu yang sebenarnya tidak pentingpun bisa dijadikan alasan besar dengan analisa panjang lebar yang bahkan tidak ada kaitannya dengan permasalahan di awal.

Selain 6 hal diatas, masih banyak lagi tips dan trik untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari yang akan saya bagikan dalam artikel-artikel selanjutnya.

Selamat berlatih menjadi seorang komunikator yang handal dimulai dengan menghindari 6 hal diatas. Semoga artikel ini bermanfaat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...