Pages

Sabtu, 11 September 2010

4 Tabiat dunia kerja yang anda harus ketahui


Berikut ini adalah beberapa tabiat dunia kerja yang Anda harus tahu agar bisa menyiasatinya, khususnya bagi Anda2  yang baru mau terjun di dunia kerja. Beberapa darinya mungkin Anda tidak suka, atau bahkan tidak bersepakat dengannya. Apapun deh, nyatanya semua yang disampaikan di sini benar2 terjadi di dunia kerja.


1. Anda Pasti Akan Dibayar Seminimal Mungkin

Perlu teknik negosiasi gaji yang mantap untuk mendapatkan gaji yang diinginkan, karena dengan jabatan yang sama, gaji bisa beda jauh. Buat yang sudah kerja, ini tentu sudah jadi pengetahuan umum. Tapi bagi yang belum pernah bekerja, mereka pikir bukannya gaji di perusahaan sudah ada standarnya. Mereka pada bertanya, “Kenapa kok bisa gitu?”

Pertama, perusahaan pikir masih ada banyak orang yang bersedia menggantikan posisi Anda jika memang Anda keberatan dengannya. Lalu bila Anda protes tentangnya, bisa2 harus ucap selamat tinggal pada promosi. Yang jelas secara mendasar biaya karyawan masuk di prosentase terbesar dari total biaya perusahaan. Komponen biaya ini biasanya dimonitor dalam berbagai pelaporan dan budgeting. Ini adalah salah kunci penentu performa perusahaan. Semakin kecil biaya

Jadi bagaimana dong?

Jika Anda memang lebih butuh jaminan aman kerja yang ‘mapan’ ketimbang gaji yang gede, yah silahkan menahan diri tidak usah buru2 protes dan baru ajukan permohonan Anda untuk naik gaji pada saat review tahunan.

Secara umum, Anda memang perlu membangun CV yang benar-benar berkilau dan berani proaktif. Proaktif dalam artian Anda perlu mengajukan diri untuk tangani project, ambil tanggung jawab lebih, keluarkan saran2 bermutu, sambil kadang2 menelan harga diri dan bersikap kompromis terhadap sikap/ keputusan atasan.


2. Anda “Tidak Akan Bisa” Mendapatkan Banyak Uang selama Masih Kerja Buat Orang Lain

Ada berapa banyak sih jumlah manajer senior di tempat kerja Anda? Dan bagaimana juga di tempat lain? Rasionya paling2 berkisar antara 40:1 sampe 200:1. Seperti yang dikatakan oleh sang Tuti, cuman sedikit saja karyawan yang bisa dapet 80 juta perbulan. Jadi bila Anda bisa dapatkan pendidikan, latar belakang, kemampuan, koneksi dan barangkali “keberuntungan” yang sama seperti mereka, itulah yang akan mempertinggi peluang Anda untuk bisa dapatkan uang sebesar yang mereka dapat. Tapi bila Anda tidak punya salah satu apalagi beberapa darinya, peluang Anda pun jadi menurun tajam.

Jadi sekarang silahkan bertanya pada diri sendiri, mau menunggu sampai kapan sampai bisa mendapatkan gaji seperti atasan2 Anda? Begitu sudah waktunya Anda dapat uang yang sama seperti mereka, jangan2 sudah keburu mau pensiun. Padahal Anda kan mau uangnya sekarang pengen beli rumah, nyekolahkan anak, dan seterusnya.

Jadi, apa yang bisa dilakukan?

Anda bisa terus bertahan dan “menunggu” hingga Anda dapatkan promosi demi promosi.

Atau Anda bisa masuk ke sektor usaha yang prospektif mendatangkan banyak uang seperti informatika atau finance. Masing2nya membutuhkan spesialisasi dan upaya investasi waktu, biaya belajar yang lumayan. Dan harus dipastikan dulu bahwa Anda bisa benar2 menikmatinya.

Atau Anda bisa seriusi hobi Anda untuk temukan cara2 yang bisa beri kemanfaatan bagi orang lain dan jadi ahli di sana. Buka mata dan telinga lebar2, ngobrol2 dengan teman, cari2 siapa yang kira2 bisa diajak bisnis bareng. Inget2 apa sih yang bisa dipelajari dari atasan yang bisa diterapkan di luar?

Ada tidak kerjaan di perusahaan yang bisa Anda lakukan secara lebih baik dan murah? Ada tidak gagasan luar biasa yang tidak diloloskan oleh pihak manajemen? Akumulasikan apa2 yang Anda tahu, siapa tahu itu bakal berguna.


3. Bukan Tentang Apa, Namun Siapa

Bukanlah tentang apa2 yang Anda tahu, melainkan siapa2 saja yang Anda kenal dan lantas siapa2 saja yang kenal dengan Anda. Ketika Anda sudah bisa meningkatkan performa dalam hal kualitas, kuantitas dari aspek pekerjaan, maka Anda harus membuat orang yang tepat mengetahui tentangnya. Orang yang tepat? Iya, orang2 yang punya kuasa untuk mempromosikan Anda dan yang mana pembicaraannya begitu diperhatikan.


4. Perhatikan dengan Siapa Anda Diasosiasikan

Anda tidak harus berkumpul dengan orang2 yang tidak cocok dengan nilai2 Anda. Di tempat Anda kerja, amat bisa jadi ada orang2 yang sukanya mengeluh, menggerutu, menggosip, gosip fitnah, hingga yang sukanya ngutil barang2 kantor sampai korupsi. Mereka akan cari2 kesempatan untuk menyalurkan hasrat mereka.

Kecuali Anda memang berniat mengentas mereka dan punya kekuatan pengaruh yang kuat, maka sebaiknya Anda tidak masuk pada lingkar pertemanan mereka. Bahkan jangan sampai terlihat akrab dengan orang2 semacam itu. Atasan Anda pastinya tau siapa2 saja orang yang sukanya gosip, berbohong dan males2an kalau dikasih kerjaan. Jika Anda berteman dengan orang2 semacam itu, maka yang terjadi adalah guilty by association, Anda akan ikut kena getah tanpa perlu menjadi sumber getah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...