Pages

Rabu, 21 April 2010

Wortel, Telur atau Kopi

Suatu hari ada seorang anak yang mengeluh pada ayahnya tentang
kehidupannya yang sulit. Rasanya ia sudah mau menyerah saja, sebab
setiap satu masalah selesai, masalah lainnya muncul.

Ayahnya, yang kebetulan seorang koki, membawa anaknya itu ke dapur. Lalu
ia menyalakan tiga buah tungku masak.
Tiga panci berisi penuh air diletakkan diatas masing-masing tungku.
Lantas dimasukkannya tiga jenis barang ke dalamnya.

Panci pertama diisi wortel.
Panci kedua diisi telur.
Dan panci ketiga diisi biji-biji kopi.

Berikutnya mereka duduk diam mengamati api tungku yang mulai memanaskan
panci-panci itu.
Setengah jam berikutnya, api yang sangat panas itu mulai menjilati semua panci.
Si anak mulai tidak sabar, apa yang selanjutnya hendak dilakukan ayahnya.

Si ayah lalu mematikan semua tungku, Menaruh wortel, telur dan biji-biji
kopi di magkok berbeda yang telah disiapkan sebelumnya.



Lalu bertanyalah ia kepada anaknya itu. "Nak, apa yang kamu lihat ?".
"Wortel, telur, serta kopi !" jawab si anak.
Dengan tersenyum si ayah lalu meminta anaknya itu untuk mencicipi
masing-masing benda tersebut.

Mula-mula ia meminta anaknya memegang wortel yang telah masak. Wortel
itu kini telah menjadi lembut dan lembek.
Lalu si anak diminta memecahkan telur yang telah mengeras.
Ia pun kemudian diminta mencicipi air rebusan kopi.

Setelah melakukan apa yang dikatakan oleh ayahnya tersebut, bertanyalah
anaknya itu kepada si ayah, "Apa arti semuanya ini, Ayah ?"

Ayahnya lantas menjelaskan perbedaan ketiga benda tersebut dalam
bereaksi terhadap situasi yang sama.

Baik wortel, telur maupun biji kopi ditempatkan dalam kesulitan yang
sama, yakni api yang sangat panas.
Namun reaksi ketiganya berbeda satu sama lain.

Wortel masuk ke air dengan kondisi keras, namun setelah dipanaskan ia
menjadi lembek dan lembut.

Sebaliknya telur yang dimasukkan air dalam kondisi mudah pecah, setelah
dipanaskan berubah menjadi begitu keras.

Lain lagi contohnya dengan biji kopi. Kondisinya tidak berubah, namun
hebatnya ia membuat air yang menyelimutinya menjadi hitam dan beraroma
kopi.

"Seperti yang manakah dirimu saat menghadapi kesulitan hidup ? Wortel,
telur ataukah kopi ?" tanya ayahnya sekali lagi dengan wajah tersenyum.

WORTEL diibaratkan seperti orang yang hatinya keras dan yakin, namun
setelah mengalami berbagai kesulitan dan hambatan ia menjadi lembek dan
mudah patah. Ia berubah jadi khawatir, takut dan frustasi. Semua itu
membuatnya menyerah kepada keadaan (AVOIDER).

TELUR adalah diibaratkan orang yang mulanya kurang berani, khawatir,
kurang yakin bahkan merasa tidak mampu. Namun kesulitan-kesulitan
akhirnya mendidiknya menjadi semakin tegar dan kuat. Ia berubah menjadi
percaya diri, lebih optimis dan berani (TOUGHER).

Sementara itu BIJI KOPI adalah lambang orang yang memiliki kemantapan
diri. Dalam situasi sulit dan tertekan ia justru semakin menunjukkan
kualitas dirinya. Ia memberi pengaruh yang besar dan bahkan menentukan
kondisi di sekelilingnya (INFLUENCER).

Dari kisah tersebut diatas, kita belajar dalam menghadapai kesulitan
serta tantangan. Setidak-tidaknya jadilah seorang TOUGHER, kalau tidak
bisa menjadi seorang INFLUENCER.

Bangunlah kekuatan emosi pada saat menghadapi kesulitan, pantang
menyerah dan terus melangkah. Niscaya otot-otot emosi kita akan menguat.
Setelah masa sulit berlalu, kita akan bangkit dengan kekuatan emosi yang
lebih perkasa menghadapi kesulitan dan tantangan berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...