Pages

Rabu, 21 April 2010

Renungan untuk semua Ayah & Suami

Empat tahun yang lalu, kecelakaan telah merenggut orang yang kukasihi, sering aku
bertanya2, bagaimana keadaan istri saya sekarang di alam surgawi, baik-baik sajakah?
Dia pasti sangat sedih karena sudah meninggalkan seorang suami yang tidak mampu
mengurus rumah dan seorang anak yang masih begitu kecil.

Begitulah yang kurasakan, karena selama ini saya merasa bahwa saya telah gagal, tidak bisa
memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani anak saya, dan gagal untuk menjadi ayah dan ibu
untuk anak saya.Pada suatu hari, ada urusan penting di tempat kerja, aku harus segera
berangkat ke kantor, anak saya masih tertidur.

Oh, aku harus menyediakan makan untuknya. Karena masih ada sisa nasi, jadi aku menggoreng
telur untuk dia makan. Setelah memberitahu anak saya yang masih mengantuk, kemudian aku
bergegas berangkat ke tempat kerja.Peran ganda yang kujalani, membuat energiku benar2 terkuras.

Suatu hari ketika aku pulang kerja aku merasa sangat lelah, setelah bekerja sepanjang hari.
Hanya sekilas aku memeluk dan mencium anakku, saya langsung masuk ke kamar tidur, dan
melewatkan makan malam. Namun, ketika aku merebahkan badan ke tempat tidur dengan
maksud untuk tidur sejenak menghilangkan kepenatan, tiba-tiba saya merasa ada sesuatu
yang pecah dan tumpah seperti cairan hangat!Aku membuka selimut dan disanalah sumber
masalahnya sebuah mangkuk yang pecah dengan mie instan yang berantakan di seprai dan selimut!

Oh Tuhan! Aku begitu marah, aku mengambil gantungan pakaian, dan langsung menghujani
anak saya yang sedang gembira bermain dengan mainannya, denganpukulan-pukulan! Dia
hanya menangis, sedikitpun tidak meminta belas kasihan,dia hanya memberi penjelasan
singkat:"Dad, tadi aku merasa lapar dan tidak ada lagi sisa nasi. Tapi ayah belum pulang,
jadi aku ingin memasak mie instan. Aku ingat, ayah pernah mengatakan untuk tidak
menyentuh atau menggunakan kompor gas tanpa ada orang dewasa di sekitar, maka
aku menyalakan mesin air minum ini dan menggunakan air panas untuk memasak mie.
Satu untuk ayah dan yang satu lagi untuk saya .. Karena aku takut mie'nya akan menjadi
dingin, jadi aku menyimpannya dibawah selimut supaya tetap hangat sampai ayah pulang.



Tapi aku lupa untuk mengingatkan ayah karena aku sedang bermain dengan mainan saya,
Saya minta maaf Dad "Seketika, air mata mulai mengalir di pipiku tetapi, saya tidak ingin anak
saya melihat ayahnya menangis maka aku berlari ke kamar mandi dan menangis dengan
menyalakan shower di kamar mandi untuk menutupi suara tangis saya. Setelah beberapa
lama, aku hampiri anak saya, memeluknya dengan erat dan memberikan obat kepadanya
atas luka bekas pukulan dipantatnya, lalu aku membujuknya untuk tidur. Kemudian aku
membersihkan kotoran tumpahan mie di tempat tidur.

Ketika semuanya sudah selesai dan lewat tengah malam, aku melewati kamar anakku,
dan melihat anakku masih menangis, bukan karena rasa sakit di pantatnya, tapi karena dia
sedang melihat foto mommy yang dikasihinya.Satu tahun berlalu sejak kejadian itu, saya
mencoba, dalam periode ini, untuk memusatkan perhatian dengan memberinya kasih sayang
seorang ayah dan juga kasih sayang seorang ibu, serta memperhatikan semua kebutuhannya.
Tanpa terasa, anakku sudah berumur tujuh tahun, dan akan lulus dari Taman Kanak-kanak.
Untungnya, insiden yang terjadi tidak meninggalkan kenangan buruk di masa kecilnya dan
dia sudah tumbuh dewasa dengan bahagia.

Namun belum lama, aku sudah memukul anakku lagi, saya benar-benar menyesal Guru Taman
Kanak-kanaknya memanggilku dan memberitahukan bahwa anak saya absen dari sekolah. Aku
pulang kerumah lebih awal dari kantor, aku berharap dia bisa menjelaskan. Tapi ia tidak ada
dirumah, aku pergi mencari di sekitar rumah kami, memangil-manggil namanya dan akhirnya
menemukan dirinya disebuah toko alat tulis, sedang bermain komputer game dengan gembira.

Aku marah, membawanya pulang dan menghujaninya dengan pukulan-pukulan. Dia diam
saja lalu mengatakan,"Aku minta maaf, Dad". Selang beberapa lama aku selidiki, ternyata
ia absen dari acara"pertunjukan bakat"yang diadakan oleh sekolah, karena yang diundang
adalah siswa dengan ibunya. Dan itulah alasan ketidakhadirannya karena ia tidak punya ibu.

Beberapa hari setelah penghukuman dengan pukulan rotan, anakku pulang kerumah
memberitahu saya, bahwa disekolahnya mulai diajarkan cara membaca dan menulis.
Sejak saat itu, anakku lebih banyak mengurung diri dikamarnya untuk berlatih menulis,
yang saya yakin, jika istri saya masih ada dan melihatnya ia akan merasa bangga,
tentu saja dia membuat saya bangga juga.

Waktu berlalu dengan begitu cepat, satu tahun telah lewat. Saat ini musim dingin, dan
hari Natal telah tiba. Semangat Natal ada dimana-mana juga di hati setiap orang yg lalu lalang. Lagu-lagu Natal terdengar diseluruh pelosok jalan tapi astaga, anakku membuat masalah lagi.
Ketika aku sedang menyelasaikan pekerjaan di hari-hari terakhir kerja, tiba-tiba kantor pos
menelpon. Karena pengiriman surat sedang mengalami puncaknya, tukang pos juga sedang
sibuk-sibuknya, suasana hati mereka pun jadi kurang bagus.Mereka menelpon saya dengan
marah-marah, untuk memberitahu bahwa anak saya telah mengirim beberapa surat tanpa alamat.

Walaupun saya sudah berjanji untuk tidak pernah memukul anak saya lagi, tetapi saya tidak
bisa menahan diri untuk tidak memukulnya lagi, karena saya merasa bahwa anak ini sudah
benar-benar keterlaluan. Tapi sekali lagi, seperti sebelumnya, dia meminta maaf :"Maaf, Dad".
Tidak ada tambahan satu kata pun untuk menjelaskan alasanny a melakukan itu.Setelah itu
saya pergi ke kantor pos untuk mengambil surat-surat tanpa alamat tersebut lalu pulang.

Sesampai di rumah, dengan marah saya mendorong anak saya ke sudut mempertanyakan
kepadanya, perbuatan konyol apalagi ini? Apa yang ada dikepalanya? Jawabannya, ditengah isak-tangisnya, adalah :"Surat-surat itu untuk mommy".Tiba-tiba mataku berkaca-kaca. tapi aku mencoba mengendalikan emosi dan terus bertanya kepadanya:"Tapi kenapa kamu memposkan
begitu banyak surat-surat, pada waktu yang sama?

"Jawaban anakku itu: "Aku telah menulis surat buat mommy untuk waktu yang lama,
tapi setiap kali aku mau menjangkau kotak pos itu, terlalu tinggi bagiku, sehingga aku
tidak dapat memposkan surat-suratku. Tapi baru-baru ini, ketika aku kembali ke kotak
pos, aku bisa mencapai kotak itu dan aku mengirimkannya sekaligus".

Setelah mendengar penjelasannya ini, aku kehilangan kata-kata, aku bingung, tidak tahu
apa yang harus aku lakukan, dan apa yang harus aku katakan, Aku bilang pada anakku,
"Nak, mommy sudah berada disurga, jadi untuk selanjutnya, jika kamu hendak menuliskan
sesuatu untuk mommy, cukup dengan membakar surat tersebut maka surat akan sampai
kepada mommy. Setelah mendengar hal ini, anakku jadi lebih tenang, dan segera setelah
itu, ia bisa tidur dengan nyenyak.

Saya berjanji akan membakar surat-surat atas namanya, jadi saya membawa surat-surat
tersebut ke luar, tapi saya jadi penasaran untuk tidak membuka surat tersebut sebelum
mereka berubah menjadi abu. Dan salah satu dari isi surat-suratnya membuat hati saya
hancur "Mommy sayang", Saya sangat merindukanmu! Hari ini, ada sebuah acara
"Pertunjukan Bakat" di sekolah, dan mengundang semua ibu untuk hadir dipertunjukan
tersebut, Tapi kamu tidak ada, jadi saya tidak ingin menghadirinya juga. Aku tidak
memberitahu ayah tentang hal ini karena aku takut ayah akan mulai menangis dan
merindukanmu lagi.

Saat itu untuk menyembunyikan kesedihan, aku duduk di depan komputer dan mulai bermain
game disalah satu toko. Ayah keliling-keliling mencari saya, setelahmenemukanku ayah marah,
dan aku hanya bisa diam, ayah memukul aku, tetapi aku tidak menceritakan alasan yang sebenarnya.

Mommy, setiap hari saya melihat ayah merindukanmu, setiap kali dia teringat padamu, ia
begitu sedih dan sering bersembunyi dan menangis dikamarnya. Saya pikir kita berdua amat
sangat merindukanmu. Terlalu berat untuk kita berdua, saya rasa. Tapi mom, aku mulai
melupakan wajahmu. Bisakah mommy muncul dalam mimpiku sehingga saya dapat melihat
wajahmu dan ingat anda?

Temanku bilang jika kau tertidur dengan foto orang yang kamu rindukan, maka kamu akan
melihat orang tersebut dalam mimpimu. Tapi mommy, mengapa engkau tak pernah muncul?

Setelah membaca surat itu, tangisku tidak bisa berhenti karena saya tidak pernah bisa
menggantikan kesenjangan yang tak dapat digantikan semenjak ditinggalkan oleh istri saya

Untuk para suami, yang telah dianugerahi seorang istri yang baik, yang penuh kasih terhadap anak-anakmu selalu berterima-kasihlah setiap hari padanya. Dia telah rela menghabiskan sisa
umurnya untuk menemani hidupmu, membantumu, mendukungmu, memanjakanmu dan selalu
setia menunggumu, menjaga dan menyayangi dirimu dan anak-anakmu.

Hargailah keberadaannya, kasihilah dan cintailah dia sepanjang hidupmu dengan segala
kekurangan dan kelebihannya, karena apabila engkau telah kehilangan dia, tidak ada emas
permata, intan berlian yang bisa menggantikan posisinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...