Pages

Rabu, 21 April 2010

Perempuan yang dicintai suamiku

Cerita yang panjang, tapi coba perhatikan bagaimana istrinya respon setelah mengetahui apa
yg dilakukan oleh suaminya... Contoh bagaimana berespon positif....
PEREMPUAN YG DICINTAI SUAMIKU Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku.
Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak
baik dan lebih menuruti apa mauku. Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia
cenderung diam dan pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang ke rumah, mandi,
kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit.

Aku pikir dia workaholic. Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat
dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah
romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu
sebagai ungkapan sayang. Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua,
bahkan makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua,
kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting
piring yang beradu dengan sendok garpu. Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran
di kamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas.

Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas. Aku mengira
rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami.

Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit dirumah sakit,
karena jarang makan, dan sering jajan dikantornya, dibanding makan dirumah, dia kena
typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya.
Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya.
Dia memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.



Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang
begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh
cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya
yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga
yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.

Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita
Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu,
karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di
advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan
tempatnya bekerja.

Aku mulai mengingat-ingat 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap
mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x.
Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia
sering termenung didepan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya,
dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan. Suatu saat Meisha pernah datang pada saat
Mario sakit dan masih dirawat di RS.

Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak
juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya, ” Hai Rima,
kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? tidak mau makan juga? uhh… dasar anak
nakal, sini piringnya, ” lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario,
tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya.

Dan….aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti
siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun !
Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku
saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku.

Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya.
Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan
susah payah.
Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang kerumah saat ulang tahun perkawinan kami
kemarin.
Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.
Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu.

Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan
ekrol kesukaanku.

Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan
ke-2 anaknya yang lucu2. Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan
berhati bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak
dihatinya.

Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka,
hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian. Anak sulungku, seorang anak perempuan
cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya.
Dia berhasil membuka password email Papa nya, dan memanggilku, ” Mama, mau lihat surat
papa buat tante Meisha ?” Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,

Dear Meisha, Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku,
aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima
karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku. Ketika aku
menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan
bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam
ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya.

Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak
sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi
kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya. Aku tidak tahu,
bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara
alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari
pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun
tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.

Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...