Pages

Rabu, 21 April 2010

Menemukan Kebahagiaan Sejati

Setiap manusia mendambakan kebahagiaan. Kita ingin hidup kita lebih baik dari segi materi maupun rohani. Kita ingin hidup bahagia di kehidupan sekarang dan ingin berbahagia pula di kehidupan berikutnya setelah mati (jika kita percaya adanya kehidupan berikutnya).

Demi kebahagiaan, orang rela melakukan apa saja, atau bekerja keras mencari uang. Mereka yakin dengan memperoleh uang sebanyak-banyaknya maka hidup mereka akan bahagia.

Adalah benar untuk hidup di jaman modern, kita memerlukan uang. Tapi ingatlah, uang bukanlah segala-galanya. Ada nilai-nilai yang tidak dapat dibeli dengan uang. Cinta kasih dan kebaikan yang tulus tidak dapat dimiliki dengan uang. Kehidupan berikutnya tidak dapat dibeli dengan uang. Hanya perbuatan baiklah yang menjamin kehidupan kita berikutnya menjadi lebih baik.

Kita tidak dapat menyogok Tuhan dengan uang untuk menjamin kehidupan kita nanti akan lebih baik. Nasib manusia ditentukan oleh perbuatan yang dilakukannya sendiri. Hukum alam menyatakan, Kebaikan mendatangkan kebaikan; kejahatan membawa bencana. Apabila kita banyak berbuat baik, meskipun hidup kita belum berubah lebih baik, paling tidak bencana sudah menjauhi. Tetapi orang yang jahat, meskipun belum mengalami nasib buruk, paling tidak bencana sudah menghampirinya.

Hukum alam sangat adil. Tidak mungkin orang baik akan mengalami penderitaan, dan orang jahat mengalami kebahagiaan. Apapun perbuatan kita saat ini, suatu hari nanti akan berbuah. Jadi, yakinlah Tuhan tidak menghukum Anda hanya karena Anda tidak mengakui keberadaan-Nya. Tuhan juga tidak akan mencampakkan Anda hanya karena Anda tidak percaya pada-Nya. Kita janganlah membayangkan Tuhan seperti manusia yang dapat emosi jika tidak diakui keberadaannya oleh manusia-manusia lainnya; atau menjadi marah karena tidak dilayani. Tuhan tidak memiliki ego seperti itu. Tuhan adalah hukum alam yang mengatur ketertiban semesta.



Orang menjadi kaya karena sebelumnya ia telah melakukan banyak amal baik untuk menolong orang lain yang kesusahan. Kita menjadi kaya atau terlahir dalam keluarga yang kaya bukanlah karena Tuhan menghendaki demikian. Akumulasi kebaikan dari kehidupan masa lalu berbuah pada kehidupan sekarang, pada saat ini, yang menyebabkan kita terlahir dalam keluarga yang kaya. Ditambah kebaikan-kebaikan yang kita lakukan di kehidupan sekarang, semua karma baik itu akan berbuah, sehingga kita akan mencapai kehidupan yang sukses pada saat ini, di kehidupan sekarang.

Sementara itu, beberapa orang tengah berjuang keras menjadi kaya. Apabila usaha keras ini didukung oleh karma baik dari masa lalu, dan juga dipengaruhi karma baik masa kini, maka orang tersebut dapat menjadi kaya! Beberapa orang lagi menyia-nyiakan kehidupan saat ini sebagai orang kaya yang suka mengerjakan hal-hal buruk. Niscaya orang tersebut akan mengalami kejatuhan yang menyakitkan dalam kehidupan sekarang, ataupun terlahir dalam kehidupan yang lebih rendah atau sengsara pada kehidupan berikutnya.

Beberapa orang lagi tidak percaya keberadaan Tuhan sehingga melakukan keburukan-keburukan dalam hidupnya. Tetapi ingatlah, Tuhan bukan hakim yang memutuskan hidup kita jadi lebih baik atau buruk. Ada tidaknya Tuhan, seharusnya kita mengakui keberadaan Tuhan dalam bentuk yang lebih luhur dan logis, yaitu hukum alam. Kita tidak dapat mengingkari adanya hukum alam yang mengatur alam semesta. Adanya hukum-hukum fisika, kimia, biologi, dan sebagainya, memungkinkan kita untuk merasa yakin adanya hukum alam yang mengatur perbuatan-perbuatan kita, yaitu hukum karma!

Perbuatan baik membawa kebahagiaan. Perbuatan buruk membawa penderitaan. Seseorang yang pada kehidupannya banyak mengalami kebahagiaan dan jarang merasakan penderitaan, itu karena banyaknya perbuatan-perbuatan baik yang pernah ia lakukan di kehidupan sebelumnya. Sedangkan orang-orang yang sering mengalami penderitaan dan kesusahan, itu karena perbuatan-perbuatan buruk yang pernah ia lakukan sedang berbuah. Dengan mengerti adanya hukum karma, hendaknya orang selalu berbuat baik dan tidak berbuat jahat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...