Waktu istirahat makan siang, ada teman sejawat di dalam kantor yang membicarakan masalah melipat gandakan film yang sangat disukai untuk disebarkan.
Pada awalnya dilakukan secara diam-diam, setelah terbuka, segera membuat orang lain mengerling, berturut-turut ada orang yang berebut minta di copykan. Saya yang mengamati kejadian ini di sudut kantor, tiba-tiba merasa terkejut. Ketamakan sedang dengan cepat bekerja dan menyebar di dalam dimensi ini, akal budi dan moral sudah terbenam di dalam arus yang deras ini.
Ketamakan, kelemahan sifat manusia ini sering kali diabaikan, malahan ada orang yang secara tanpa disengaja membiarkan dan melipatgandakan. Karena sifat itu seringkali dapat memberi kepada kita keuntungan yang sudah nampak di depan mata, maka seringkali sifat yang merugikan ini lalu menjadi kebiasaan yang tidak ditelaah.
Sebenarnya, kesusahan dikemudian hari yang disebabkan oleh sifat ini sangat menakutkan sekali, jika dia kecil akan merusak tubuh jasmani, jika dia besar bisa membunuh mata hati kecerdasan, bahkan mengikis jiwa atau sukma, mengakibatkan seseorang hilang kedudukan dan jatuh namanya, tak akan bisa diubah atau dipulihkan kembali. Diteliti secara seksama motif dari tindakan semacam ini, acapkali bukan karena kekurangan, melainkan adalah sebab dari ketamakan hati yang sedang menghantui.
Ketamakan yang berbentuk, tidak ada hari yang tidak kita jumpai, bisa terlihat dimana-mana. Tamak akan harta, benda dan nafsu birahi, sama sekali bukan satu-satunya. Acapkali diawali dari jumlah yang kecil atau hal yang kecil, setelah makan sumsum dan tahu akan rasanya selanjutnya akan dikembangkan secara tanpa batas.
Biasanya di dalam pasar hal-hal kecil saja diperhitungkan, selalu berusaha menawar, bisa lebih murah seribu pun lumayan juga, bisa mendapatkan hadiah yang gratis juga tidak apa-apa. Dalam masalah mendapatkan dan kehilangan ini hati kita dibuat tidak tenteram, dimabukkan oleh kegembiraan yang berlebihan dan hawa amarah yang meluap-luap.
Perdagangan saham di pasar bursa keluar dan masuk dalam jumlah uang yang sangat besar, gejolak harga yang naik dan turun, setiap kali mendapatkan keuntungan atau mengalami kerugian, semua ini membuat suasana hati menjadi gembira dan sedih yang berlebihan, dalam keadaan kegelisahan yang terus-menerus.
Dalam alur cerita cinta asmara dari muda mudi, jika waktu cinta serasa ingin dia hidup untuk selamanya sewaktu membenci serasa ingin dia segera mati, sangat kontras sekali, mendebarkan hati dan mengejutkan sukma. Ketamakan melilit dan membelit pada materi-materi tersebut, manusia akan merasakan semakin lama semakin kekurangan, selamanya tidak akan merasakan kepuasan.
Ketamakan yang tidak berbentuk, melelahkan pikiran dan melukai tubuh masih juga memancing orang selalu senang dengan ini, menganggap dirinya hebat. Serakah akan besar, serakah akan banyak, serakah akan kecepatan berbagai macam sebutannya. Perebutan kekuasaan dalam kalangan pejabat, semakin besar semakin baik, menyebabkan mengeluarkan semua kecerdikan dan sifat banyak akal, diperhitungkan segala siasat, menggunakan cara apa saja.
Perebutan nama dalam kelompok semakin banyak semakin baik, berlari kencang bagaikan serigala dan menyeruduk seperti babi hutan, kesibukan tiada ujung, bahkan terkadang menghalalkan segala cara.
Pengejaran kecepatan di dalam kehidupan, semakin cepat semakin baik, karena itu menelan kurma secara bulat-bulat, teramat kasar dan jelek, masih merasa puas dengan diri sendiri. Hasrat ketamakan di dalam area ini bergerombol dan jadi kalut, manusia akan merasakan semakin lama semakin kekurangan, selanjutnya tidak akan mendapatkan ketenangan lagi...
Seiring dengan waktu istirahat makan siang sudah habis, insiden memperbanyak film juga telah selesai untuk sementara waktu. Mereka yang ikut bergabung setelah mendapatkan jaminan, sepertinya semua orang sudah puas lalu mereka memasuki masa istirahat yang rutin setiap hari, dalam ruang kantor akhirnya mendapatkan keheningan untuk sesaat.
Saat itu, suasana kantor sangat kontras jika dibandingkan dengan sebelumnya yang sangat ramai itu, mau tak mau membuat orang mengeluh dengan sayu, hanya demi mengirit uang persewaan film yang berjumlah beberapa ribu saja, serta keuntungan menikmati film satu hingga dua bulan lebih awal, sudah menimbulkan kekacauan untuk sesaat.
Jika manusia bisa mengerti prinsip besar ini "Kematian dan kelelahan, semuanya ini ditimbulkan karena hasrat keserakahan. Dengan sedikit hasrat keinginan dan tanpa niat, jiwa dan raga akan bebas dan nyaman." Tidak sampai karena hasrat keinginan lalu timbul niat jahat, karena hasrat keinginan lalu timbul kedunguan dan kegilaan, dan karena hasrat keinginan lalu timbul karma yang tidak baik!
Orang yang memiliki keberuntungan akan mengetahui dengan jelas "Penyebab kesengsaraan itu bukan karena kemiskinan, melainkan hasrat ketamakan". Dengan mengetahui prinsip kebenaran ini, maka kita harus berpantang dan lebih berhati-hati. Jangan terseret dalam hasrat ketamakan, sekecil apa pun, karena ia akan membesar tanpa kita sadari dan pada akhirnya akan menyeret kita dalam kehancuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar