Siapakah di antara Anda yang tidak pernah mengalami pedihnya sebuah luka hati,
apakah Anda dikhianati sahabat, ditinggalkan kekasih, istri atau suami, dihina orang,
bahkan dipermalukan di depan umum.
Kalau dipikir-pikir, memang, kesedihan akan berlalu dan akan terlupakan dengan
berlalunya waktu. Namun tidak sedikit orang yang sulit untuk melupakan kenangan
yang buruk dan dendam, bahkan hal tersebut menjadikan trauma dalam hidupnya..
Dendam dan sakit hati sering membuat kehidupan tidak nyaman, namun untuk melupakan
hal tersebut, Andalah faktor penentunya, karena Andalah yang membuat keputusan itu.
Kalau mau jujur, cobalah Anda mulai menghitung, berapa kali sepanjang hidup Anda ini,
Anda menyakiti perasaan orang lain, dan berapa kali Anda disakiti oleh orang lain, baik
yang disengaja maupun tidak.
Memang, merupakan hal yang sulit untuk memaafkan seseorang yang pernah melukai hati
Anda, namun yang lebih sulit lagi adalah meminta maaf kepada orang yang pernah Anda sakiti.
Nelson Mandela seorang tokoh dunia, pemenang Nobel Perdamaian dan mantan Presiden
Afrika Selatan yang mungkin dapat menginspirasi Anda dalam memaknai isi cerita ini,
Mandela adalah orang yang menentang diberlakukannya pembedaan warna kulit di
negaranya. Akibat keberaniannya menentang politik Apartheid dari rezim yang berkuasa,
ia diganjar hukuman dan mendekam selama 27 tahun di penjara. Saat di bawah pemerintahan
presiden FW de Klerk, rezim Apartheid tumbang, dan Nelson Mandela menjadi presiden,
ia tidak membalas hukuman yang diterimanya kepada rezim tersebut. Nelson Mandela
segera membentuk tim komite untuk mengusut kejahatan yang pernah dilakukan oleh
rezim Apartheid, dan melakukan rekonsiliasi.
Dalam melaksanakan rekonsiliasi , setiap polisi berkulit putih yang pernah melakukan
kekerasan dan mengaku bersalah di hadapan keluarga korban tidak akan dihukum.
Suatu hari seorang ibu tua diperhadapkan dengan polisi muda yang membunuh anak
laki satu-satunya dan suami si ibu tua. Saat ditanya oleh panitia rekonsiliasi apa yang
ingin ia lakukan, ibu tua tersebut berkata : “ Walaupun saya tidak lagi memiliki keluarga,
saya masih memiliki banyak kasih untuk saya bagikan”. Ibu tua tadi minta agar si polisi
muda mengunjunginya secara teratur seminggu sekali, sehingga ia merasakannya
sebagai kunjungan seorang anak terhadap ibunya, dan ibu tua tadi berkata: “ Saya
ingin menunjukkan kepadanya bahwa pengampunan yang saya berikan adalah sebuah
pengampunan yang sungguh-sungguh.”. Polisi muda itu sungguh terpukul malu dan
pingsan waktu mendengar perkataan ibu tua tadi. Cerita yang dahsyat ini menunjukkan
bahwa kemampuan untuk memaafkan hanya dimiliki oleh orang yang berkarakter kuat.
Tindakan untuk memaafkan adalah sebuah langkah raksasa untuk melupakan kesalahan
orang lain, karena dengan berani memaafkan, Anda telah meringankan beban pikiran,
emosi, tenaga dan waktu Anda. Sakit hati, dendam ataupun kebencian adalah hal yang
dapat menghambat kemajuan kita. Langkah Anda dalam memaafkan pasti lebih bermanfaat
bagi Anda dibandingkan dengan orang yang menerima permintaan maaf Anda. Jangan
bersifat pasif dan menunggu waktu akan menyembuhkan hati Anda yang terluka, ambillah
langkah raksasa, karena Anda sendirilah yang berhak melupakan dan mengampuni siapapun
yang bersalah kepada Anda. Dengan memaafkan mereka, Anda telah maju selangkah dalam
menapak dan menyongsong kehidupan yang lebih berharga.
Tindakan yang kedua, adalah tindakan yang memerlukan keberanian untuk meminta maaf
karena Anda pernah melakukan kesalahan. Tindakan ini memerlukan kerendahan hati, dan
jauh lebih sulit dari pada tindakan yang pertama, karena hanya mereka yang menyadari dan
mempunyai karakter yang kuatlah dapat meminta maaf atas apa yang pernah dilakukannya.
Jadi, berbanggalah akan diri Anda sendiri, apabila Anda mampu memaafkan orang lain
yang bersalah kepada Anda, serta bersiaplah meminta maaf apabila Anda melakukan kesalahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar