Penelitian terhadap status Facebook tersebut dilakukan oleh Cameron Marlow dan D.J. Patil. Cameron merupakan salah satu manajer yang membawahi bagian penelitian di Facebook. Sementara Patil, kepala peneliti di Mountain View's LinkedIn Corp.
Keduanya setiap hari mengamati bagaimana perilaku orang di Facebook. Pada tahun lalu, Facebook pun sempat mengembangkan 'Gross National Happiness Index' yang mengukur status positif atau negatif pengguna situs jejaring sosial tersebut.
Dari pengukuran itulah, Marlow dan Patil menemukan bahwa setelah bertunangan, wanita jadi kurang bahagia. Apa penyebabnya?
"Mungkin hal ini terjadi karena mereka harus merencanakan sebuah pernikahan," ujar Marlow pada San Fracisco Chronicle. "Saat tunangan memang membuat wanita stres, tapi begitu menikah, secara umum perasaan negatif itu menurun. Hal sebaliknya terjadi pada pria, setelah menikah, perasaan negatif meningkat," tambah pria lulusan Massachusetts Institute of Technology itu.
Pandangan berbeda diungkapkan oleh penulit buku 'Emotionally Engaged, a Bride's Guide to Surviving the 'Happiest' Time of Her Life' Allison Moir-Smith. Seperti dikutip Lemondrop, menurut Allison, setelah bertunangan wanita harus berhadapan dengan mitos yang mengatakan mereka harus bahagia, padahal sebenarnya mereka tidak terlalu bahagia.
"Banyak wanita sedih harus meninggalkan kehidupan single, perubahan di keluarga, mungkin merasa jauh dari teman-temannya yang juga masih single," jelasnya.
Lantas, sampai kapan perasaan sedih itu menghantui? Apakah memang perasaan sedih itu normal atau jangan-jangan Anda menyesal telah menerima lamarannya?
Konselor dan terapis pernikahan yang menulis buku The Conscious Bride: Women Unveil Their True Feelings About Getting Hitched, Sheryl Paul mengatakan, wanita harus sadar apakah dirinya memang punya isu yang harus diwaspadai atau tidak. Dari sejumlah wanita yang berkonsultasi padanya dia menemukan berbagai sebab kenapa kesedihan itu datang pasca bertunangan. Sebab-sebab tersebut di antaranya, si wanita mendapatkan kekerasan, adanya isu kepercayaan yang belum terselesaikan, perbedaan yang tak kunjung bisa ditolerir seperti agama, uang dan anak.
Kalau memang Anda memiliki isu tersebut, sepertinya Anda perlu mengevaluasi kembali hubungan asmara tersebut. Jangan sampai Anda nantinya menyesal setelah benar-benar menikah nantinya. Tak masalah jika keraguan itu datang saat Anda sudah bertunangan dengan si dia. Lebih baik mengevaluasi hubungan Anda dan dia saat status pertunangan itu belum berubah menjadi pernikahan.
(eny/eny)
Eny Kartikawati - wolipop
redaksi[at]wolipop.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar