Hidup ini ibarat sebuah jalan; di mana di sana jalan yg panjang dan yg pendek, ada yg halus dan yg berbatu. Ada jalan yg mengarahkan kita pada hidup bahagia berkecukupan dan penuh rahmat Tuhan, dan ada juga jalan yg mengarah pada kesengsaraan dan keterpurukan. Namun hidup kita tidaklah semudah memilih satu di antara dua. Tantangan yg kita hadapi setiap harinya adalah ketika kita bertemu dengan persimpangan, pertigaan atau perempatan. Manakah yg kita pilih?
Kita selalu dan akan terus selalu membuat keputusan setiap harinya berdasarkan apa2 yg kita anggap penting. Apakah keputusan itu mengarahkan kita pada sukses ataupun gagal yg sama2 tak terhindarkan, itu semua bergantung pada informasi dan pemikiran yg telah dibentuk berdasarkan pengalaman selama bertahun-tahun.
Setiap dari keputusan yg kita ambil tersebut pasti mengarahkan kita pada tujuan tertentu di masa depan. Bagaimana pencapaian sukses kita nanti, itu dilihat dari semenjak sekarang, dari pilihan2 yg kita ambil sekarang dan di masa lalu.
Karena kesuksesan tidaklah dimunculkan oleh sebuah kejadian tunggal, melainkan merupakan akumulasi dari serangkaian keputusan yg terkesan kecil dan tak penting. Sehingga sama juga, keterpurukan dan kesengsaraan bukanlah merupakan kejadian tunggal di satu waktu. Kita tidak menjadi gagal dan merana dalam rentang sehari semalam. Semua kegagalan dan keterpurukan adalah hasil tak terelakan dari akumulasi pemikiran dan pilihan yg buruk di masa lalu.
Gagal itu tidak lebih dari kesalahan pilihan yg terus diulang setiap harinya.
Pertanyaannya: Mengapa kok banyak orang terus salah mengambil pilihan hingga sampai berkali-kali?
Jawabannya adalah karena mereka tidak kebayang bahwa hal setiap pilihan itu sedemikian pentingnya. pertigaan bingung ambil pilihan hidup
Jika dilihat secara tunggal, tindakan dan pilihan keseharian kita memang tidaklah tampak begitu penting. Dampak yg ditimbulkannya seringkali tidak dirasakan dalam waktu seketika.
Jika semisal kita memutuskan untuk tidak membaca buku inspirasional tertentu atau tidak mempelajari keterampilan tertentu untuk peningkatan keahlian, atau tidak menjaga pola makan secara benar, kita mungkin tidak akan merasakan dampaknya hingga sampai beberapa minggu atau bahkan tahun ke depan. Dan karena itulah maka kita terus menjebak diri kita dengan pilihan dan keputusan yg salah.
Mereka yg menderita penyakit akibat kolesterol adalah mereka yg di masa mudanya begitu mengumbar makanan. Perasaan nikmat di saat memakannya mengaburkan gambaran tentang konsekuensi negatif di masa depan. Sehingga tampaknya tidak menjadi masalah untuk terus makan makanan junk food.
Konsekuensi semacam ini memang tidak hadir dengan segera; hingga kemudian di suatu saat di masa depan dampak dari segala keputusan dan pilihan buruk itu mencuat menjadi masalah besar. Cepat atau lambat, kita harus membayar harga akibat segala keputusan dan pilihan salah kita.
Keterpurukan dan kegagalan memang punya ciri yg berbahaya; yakni ketidaknampakannya. Dalam jangka pendek, segala bentuk salah yg dilakukan tampaklah tidak membawa perbedaan. Kita tidak tampak sedang menuju kegagalan. Malah dalam perjalanannya kita bisa jadi dalam kondisi yg bahagia dan terpuaskan. Bukankah makanan junk food itu lezat, bukankah bermalasan nonton film dan nge-game itu juga enak.
Mengingat tidak ada keburukan yg langsung menimpa diri, maka kita jadi terus terbawa dari hari ke hari untuk mengulangi kesalahan yg sama, menganut pemikiran yg tetap saja salah, hingga akhirnya terus mengambil dan menjalani pilihan2 yg salah. Karena langit tidak langsung mengambruki kita, maka semua kesalahan itu tidak tampak berbahaya dan merugikan. Oleh karenanya jadi kepikir “Kayaknya tidak apa2 deh kalau diulangi lagi”.
Sama seperti sekumpulan total keputusan masa lalu kita telah membawa kita ke kondisi yang sekarang ini, keputusan2 yg kita buat saat ini pun juga akan membawa kita pada kepuasan atau penyesalan di masa depan. Maka sekarang mari bersikap lebih waspada atas pilihan2 yg kita ambil.
Persimpangan jalan dengan tanda menyesatkan
Jika kita perhatikan betul pengalaman kita, khususnya di mana kita membuat keputusan yg salah, maka kita akan temukan bahwa bisa jadi kita tidaklah membuat keputusan yg salah berdasarkan informasi yg tersedia. Namun adalah informasi yg salah itu yg akhirnya mengarahkan pada keputusan yg salah.
Maka mari kita perhatikan kevalidan informasi yg kita punya. Dan pastikan kita setiap hari terus belajar dan mendapatkan informasi2 yg bisa meningkatkan kualitas kita dalam menentukan pilihan. Baca buku dan tulisan2 bermutu di website atau di blog, diskusi dengan mereka para ahli dan senior, apapun yg bisa membentuk ingatan dan pemahaman.
Sesungguhnya apa2 yg kita serap di kepala kita akan membentuk pemahaman dan ingatan. Semua itu akan membentuk pemikiran, yg akan kemudian membentuk keyakinan. Sementara keyakinan akan menentukan apa yg akan kita pilih, dan apa yg kita pilih akan menentukan bagaimana kualitas hidup kita sekarang atau nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar