Apa yang tidak mungkin bagi tuhan untuk umatnya?
Apa yang mustahil bagi tuhan untuk kasih sayangnya.
Dan apa yang mustahil bagi Tuhan untuk mengasihi umatnya yang mengasihi ciptaannya.
Tahun 1983 adalah masa peperangan dimana Presiden Ciang Kai Sek masih menjabat sebagai komandan laskar yang bertempat di Nan-chang. Saat itu di sepanjang jalan terlihat para wanita yang sudah tua dan lemah duduk berjualan. Mereka menjual bermacam-macam kebutuhan tentara, seperti handuk dan kaus kaki.
Biasanya para tentara pergi berbelanja pada jam-jam istirahat. Suatu hari ketika para tentara sedang berbelanja, tampaklah seorang nenek tua menangis terisak-isak di pinggir jalan. Ketika orang-orang bertanya mengapa ia menangis, ia mengatakan bahwa ada orang yang telah membeli banyak sekali barang dagangannya dengan uang palsu.
Sang nenek baru menyadari bahwa itu adalah uang palsu, ketika pembelinya sudah pergi entah kemana. Seorang tentara yang sedang berbelanja merasa kasihan melihat nenek itu. Ia menghibur nenek itu sambil berkata, “Tenang saja, Nek. Kemarin saya terima gaji dan nenek boleh menukarkan uang palsu itu dengan yang asli.
Saya bersedia menukarnya.” Nenek itu menjawab, “Tidak perlu. Kamu bukan orang jahat dan tidak bersalah atas kesialanku hari ini.” Tentara itu kemuidan menjawab, “Tidak apa-apa Nek..ambil saja sebagai ganti. Nenek lebih memerlukannya.” Sekalipun tentara itu membujuk nenek itu berkali-kali, namun tetap saja nenek itu menolaknya.
Hingga akhirnya, ia tidak kuasa menolak tawaran tetantara baik hati itu. Beberapa waktu kemudian, tentara itu kembali berdinas di kota. Ia mencari nenek yang pernah ia tolong itu untuk menceritakan kisah yang dialaminya saat pertempuran. Di medan peperangan, ia berada di barisan depan dan sebuah peluru dari musuh menembus dadanya.
Ia takut dan pingsan karena ia pikir ia sudah meninggal. Saat ia sadar, ia tidak merasakan apa-apa, bahkan darah pun tidak ada yang mengalir dari tubuhnya. Ia meraba kantong kirinya dan ia menemukan kepingan uang palsu tersebut telah rusak, cekung akibat hantaman peluru. Uang palsu itu telah menyelamatkan nyawanya. Kebaikan tentara ini telah kembali kepadanya. Ia membantu permasalahan seorang nenek dan melaluinya lah nyawanya dapat dipertahankan.
Tidak ada kerugian dalam membantu sesama. Membantu/ memberkati sesama akan mendatangkan kemurahan dan kebaikan bagi hidup kita. Tuhan mengajarkan kita untuk salling membantu menanggung beban sesama kita. Dengan kita berkorban membantu orang lain, kita menabur sebuah kebaikan. Taburan yang baik akan menghasilkan kebaikan berlipat kali ganda. Jangan ragu untuk saling memberkati karena Anda pun akan menuai apa yang Anda tabur dengan tuaian yang berlipat kali ganda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar