Pages

Selasa, 20 April 2010

Sebuah Kisah Ironis di Irlandia Utara (Jangan Tinggalkan Saya Ibu)

Saya ibu terburuk di dunia ini Oh Tuhan biarlah aku menceritakan hal ini. sebelum ajal
menjemput. 20 tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan
tampan namun terlihat agak bodoh. Sam memberi ia nama Eric.

Semakin berkembang semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang.
Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja untuk dijadikan budak/ pelayan, namun
suami saya Sam mencegah niat buruk saya. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga.

Di tahun yang kedua setelah melahirkan Eric, saya pun melahirkan kembali seorang anak
perempuan yang cantik mungil, saya menamakannya Angelica.

Saya sangat menyayangi Angelica demikian juga Sam, seringkali kami mengajaknya pergi
ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak yang indah2.

Tapi tidak demikian dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut.
Sam berniat membelikannya, namun saya melarangnya dengan dalih menghemat keuangan
keluarga dan Sam selalu menuruti perkataan saya.



Di saat Angelica berumur 2 tahun Sam meninggal dunia dan pada saat itu Eric sudah
berumur 4 tahun. Keluarga kami semakin miskin disertai hutang yang semakin menumpuk.
Saya mengambil sebuah keputusan yang membuat saya menyesal seumur hidup.

Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya itu beserta Eric yang masih tertidur lelap,
di gubuk yang terpaksa kami tinggali.

Setelah saya menjual rumah untuk melunasi hutang-hutang.
1 tahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun. telah berlalu sejak kejadian itu.

Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa.
Ia seorang pastur di gereja St. Maria. 5 tahun lamanya umur pernikahan kami,
dan berkatnya sifat2 saya yang semula pemarah, egois dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit.

Saya menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah berumur 12 tahun dan kami sekolahkan
dia di asrama putri perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang
mengingatnya.

Hingga suatu malam...
Malam di mana saya bermimpi tentang seorang anak. wajahnya agak tampan, ia tampak pucat
sekali...ia melihat ke arah saya sambil tersenyum ia berkata,

"Tante, tante kenal mama saya? saya rindu sekali pada mommy"
Setelah mengatakan itu ia mulai beranjak pergi, namun saya menahannya.
"Tunggu...sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?"

"Nama saya eric tante" Eric...??? Eric...ya Tuhan kau benar-benar Eric...???
Saya langsung tersentak dan bangun. rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh
menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba teringat kembali kisah ironis yang telah terjadi dulu kala, seperti pemutaran film lama di kepala saya.

Namun baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu.
Dan saya mengambil keputusan untuk mati saja saat itu, yah saya harus mati, mati, dan mati...

Seinchi jarak pisau yang kan saya goreskan ke urat nadi saya saat itu saya teringat
kembali dengan Eric, yah eric...eric mommy akan menjemputmu Eric...

Sore itu saya memarkirkan mobil Civic biru saya disamping sebuah gubuk dan Brad dengan
pandangan heran menatap saya dari samping.

"Mary apa yang yang sebenarnya terjadi Mary???"
"Oh Brad...kau pasti akan membenci saya setelah saya menceritakan hal yang telah saya
lakukan dulu kala".

Tapi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak...
Tapi ternyata Tuhan sungguh berbaik hati pada saya, ia memberikan suami yang begitu baik dan
pengertian kepada saya...

Setelah tangis saya reda, saya keluar dari mobil diikuti Brad dari belakang, mata saya
menatap lekat pada gubuk yang terbentang 2 meter di hadapan saya. Dan saya mulai ingat
betapa gubuk tersebut pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.
Eric...sa...saya meninggalkan Eric disana 10 tahun yang lalu...

dengan perasaan sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat
dari bambu itu. Gelap...tidak terlihat apapun juga!!
Perlahan-lahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu, dan saya
tidak melihat siapapun di dalamnya...

Hanya sepotong kain butut di atas tanah. Saya mengambilnya dan mengamatinya...air mata saya
kembali mengalir, karena saya mengenali potongan kain itu adalah baju butut yang dulu
dikenakan Eric sehari-harinya...

Beberapa saat kemudian dengan perasaan yang sulit dilukiskan saya pun keluar dari ruangan
itu...air mata saya mengalir dengan deras dan malam itu saya hanya diam saja.

Saat saya dan Brad mulai naik ke mobil, meninggalkan tempat tersebut saya melihat seseorang
dibelakang mobil kami dan saya sempat kaget karena keadaan saat itu sudah gelap, dan
terlihat wajah orang itu begitu kotor, ternyata seorang wanita tua...kembali saya tersentak
kaget ketika ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau...

"Hei!! siapa kamu , dan mau apa kamu kemari!" Dengan memberanikan diri sayapun
bertanya,"Bibi apa kamu kenal dengan seorang anak bernama Eric, ia dulu tinggal di sini!"
ia menjawab,"kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk.

Tahukah kamu 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini. Ia terus menunggu dan
memanggil mommy...mommy, karena tidak tega saya terkadang memberinya makanan dan mengajaknya tinggal bersama saya.

Meskipun saya orang miskin dan pekerjaan saya mengumpulkan sampah namun saya tidak akan
meninggalkan anak saya seperti itu.

Sampai tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini, ia belajar menulis setiap harinya
selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu.

Sayapun membaca kertas itu..."Mommy mengapa mommy tidak pernah kembali lagi.
mommy marah sama eric yah...mom biarlah eric yang pergi saja, tapi mommy harus berjanji
kalau mommy tidak akan marah sama eric lagi. Bye Mom...

Saya menjerit histeris membaca surat itu. BU tolong katakan di mana
dia sekarang??? saya akan sangat menyayanginya sekarang.
saya tidak akan meninggalkannya lagi bu...tolong katakan!!

Brad memeluk saya yang bergetar keras..."
Nyonya semua sudah terlambat, (dengan nada melembut), sehari sebelum nyonya datang eric
telah meninggal dunia. ia meninggal dibelakang gubuk ini".

"Tubuhnya sangat kurus , ia sangat lemah. hanya demi menunggumu ia terus bertahan di belakang gubuk ini, tanpa berani masuk ke dalam gubuk ini. Ia takut apabila mommy nya
datang akan pergi lagi bila melihat ia di sana.

Ia hanya berharap dapat melihat mommy-nya dari belakang gubuk ini.
meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu nyonya di sana.

"Nyonya dosa anda tidak terampunkan!"
Saya langsung pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi...!!!

(MARRY SCHELEERY)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...