Pages

Selasa, 20 April 2010

Jejak

Alkisah seorang tukang lentera di sebuah desa kecil, setiap petang lelaki tua ini berkeliling membawa sebuah tongkat obor penyulut lentera dan memanggul sebuah tangga kecil. Ia berjalan keliling desa menuju ke tiang lentera dan menyandarkan tangganya pada tiang lentera, naik dan menyulut sumbu dalam kotak kaca lentera itu hingga menyala lalu turun, kemudian ia panggul tangganya lagi dan berjalan menuju tiang lentera berikutnya.
Begitu seterusnya dari satu tiang ke tiang berikutnya, makin jauh lelaki tua itu berjalan dan makin jauh dari pandangan kita hingga akhirnya menghilang ditelan kegelapan malam. Namun demikian, bagi siapapun yang melihatnya akan selalu tahu kemana arah perginya pak tua itu dari lentera-lentera yang dinyalakannya.

Penghargaan tertinggi adalah menjalani kehidupan sedemikian rupa sehingga pantas mendapatkan ucapan: "Saya selalu tahu kemana arah perginya dari jejak-jejak yang ditinggalkannya."

Seperti halnya perjalanan si lelaki tua dari satu lentera ke lentera berikutnya, kemanapun kita pergi akan meninggalkan jejak. Tujuan yang jelas dan besarnya rasa tanggung jawab kita adalah jejak-jejak yang ingin diikuti oleh putera-puteri kita dan dalam prosesnya akan membuat orang tua kita bangga akan jejak yang pernah mereka tinggalkan bagi kita.

Tinggalkanlah jejak yang bermakna, maka bukan saja kehidupan Anda yang akan menjadi lebih baik tapi juga kehidupan mereka yang mengikutinya.

Orang yang banyak mengetahui tentang orang lain bisa dijadikan bahan pelajaran, namun orang yang memahami diri sendiri adalah lebih pintar. Orang yang mengendalikan orang lain adalah orang yang berkuasa, namun orang yang menguasai diri sendiri masih lebih berkuasa. (Lao-Tzu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...