Pages

Rabu, 21 April 2010

Di saat Daku Tua

Disaat aku tua, aku bukan diriku yang dulu.
Anakku, maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapiku.

Disaat aku menumpahkan kuah sayuran di bajuku. Di saat aku tidak lagi mengingat cara mengikat tali sepatuku. Engkau ingatlah saat-saat bagaimana aku mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannya di waktu dulu.

Disaat aku sudah pikun, selalu mengulang-ulang ucapan yang membosankan dirimu.
Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku. Di masa kecilmu, aku juga harus mengulang-ulang terus sebuah cerita ribuan kali kepadamu agar kamu bisa tertidur lelap.

Disaat aku membutuhkanmu untuk memandikanku.
Janganlah menyalahkanku, ingatlah di waktu kamu masih kecil, bagaimana aku harus membujuk dengan berbagai cara agar kamu mau mandi.

Disaat aku bingung hal-hal baru dan bingung dengan peralatan teknologi modern.
Jangan menertawaiku, jangan memarahiku karena lambat tangkap penjelasanmu. Renungkanlah bahwa bagaimana dulunya aku dengan sabar menjawab setiap pertanyaan yang kamu ajukan.

Disaat kedua kakiku lemah untuk berjalan.
Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku, bagaikan di masa kecilmu, aku juga menuntunmu melangkah kaki untuk belajar berjalan.

Disaat aku selalu lupa topik pembicaran kita saat ngobrol.
Berilah sedikit waktu kepadaku untuk mengingatnya. Sebenarnya, topik pembicaraan kita tidaklah terlalu penting bagiku, yang lebih penting adalah ada engkau berada di sisiku untuk mendengarkanku, menemaniku melewati sisa-sisa waktuku. Aku sudah bahagia.

Disaat engkau melihat diriku terus semakin tua, janganlah bersedih.
Maklumilah diriku, dukunglah diriku melewati hari-hari yang tidak tersisa banyak, seperti aku mendukungmu saat dulu engkau mulai belajar tentang kehidupan.



Dikala aku tua, aku merasakan semua akan berakhir. Ternyata lahir, menjadi tua, sakit, dan mati benar2 terjadi padaku.
Aku benar-benar khawatir, aku ingin ada orang yang memberiku harapan, memberiku semangat untuk mejalani sisa-sisa waktuku.

Dikala tubuhku mulai rapuh, semangatku pun turun dengan cepat, aku sudah tidak ingin pergi ke mana-mana, aku sudah tidak memiliki energi untuk semua itu.
Aku sebenarnya merasa sangat kesepian. Jika ada engkau di sisiku, aku sudah senang, walaupun hanya sebentar, jadi sering-seringlah mengunjungiku.

Disaat aku sudah tak berdaya, aku tahu bahwa tidak ada yang kekal, termasuk diriku. Aku mulai selalu memikirkan masa laluku. Aku mulai menyesali banyak hal yang tidak aku lakukan dengan benar dulunya.
Aku ingin engkau memaafkanku. Aku ingin engkau tahu betapa berartinya dapat menguasai diri dan bertindak yang benar semasih muda.

Aku tidak menuntut balasan apa-apa, aku hanya ingin engkau terus bersamaku dengan segala cinta kasihmu dan kesabaranmu, sehingga aku bisa tersenyum penuh syukur.

Didalam senyumku, tertanam cinta kasihku dan rasa bangga yang tak terhingga kepadamu.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...