Pages

Rabu, 21 April 2010

Bocah 6 tahun merawat Papanya yang lumpuh


It's a Great Story Anak Kecil 6 Tahun Merawat Papanya Yang Lumpuh. Tse Tse kecil sedang
menyuapi papanya yang lumpuh. (Dajiyuan, 17 Des) Karena ayahnya lumpuh bertahun-tahun, anak yang baru berumur 6 tahun ini terpaksa memikul tanggung jawab rumah tangga. Selain setiap hari mencuci muka ayahnya, memijat dan memberi makan, dia masih bersama ibunya mengambil botol air mineral bekas sebagai tambahan pendapatan keluarga.



Cerita Tse Tse ini banyak menyentuh hati teman di internet,
hanya beberapa jam, sudah puluhan ribu orang yang mengkliknya.

Adegan yang mengharukan Begitu sampai dirumah, Tse Tse langsung sibuk
menyiapkan seember air, lantas dengan tangannya yang mungil ia memeras selembar handuk
yang besar, karena handuk terlalu besar buat dia, Tse Tse membutuhkan 3 sampai 4 menit
baru bisa mengeringkannya, kemudian dengan handuk itu dia menyeka wajah ayahnya dengan lap
itu. Dia sangat teliti melapnya, sepertinya khawatir kurang bersih. Setelah selesai,
Tse Tse kemudian berjingkat melap punggung ayahnya, di belakang, selesai semua, dengan puas
dia tersenyum ke ayahnya.

Tse Tse tahun ini berumur 6 tahun, baru kelas 1 SD, tinggal di jalan Baoan, desa Nantong,
papanya Xiong Chun pada 5 tahun lalu tiba-tiba menderita otot menyusut, di bawah leher
semua lumpuh, untuk mengobati penyakitnya dia telah menghabiskan semua tabungannya.
Sekarang, keluarga yang beranggotakan 3 orang ini hanya mengandalkan ibunya yang bekerja
dipabrik, dengan penghasilan kecil itulah mereka bertahan hidup.

Di sekolah Houde, anak yang seumur dengannya dengan ceria bergandeng tangan dengan orang
tuanya sambil berjalan, namun Tse Tse malah harus sekuat tenaga mendorong ayahnya pulang.
Ketika mau menyeberang jalan, dia akan berhenti sejenak, menoleh kendaraan yang lalu lalang,
setelah aman dia baru menyeberang.

Setiap ketemu tempat yang tidak rata, Tse Tse harus mengeluarkan tenaga ekstra
menaikkan roda depan, menarik kursi roda itu dari belakang, wajahnya yang mungil sampai
terlihat kemerahan. Dari sekolah sampai rumah jaraknya sekitar 1.500 meter, harus ditempuh
selama 20 menit. Satu keluarga 3 orang menempati rumah 8 m2 Rumah Tse Tse adalah sebuah
rumah dengan kamar kecil seukuran 8 m2, hanya besi seng menutupi atap yang menghalangi
cahaya masuk ke kamar, di atap tergantung sebuah lampu energi kecil. Dalam rumah penuh debu,
yang paling mencolok adalah penghargaan Tse Tse yang tergantung di dinding.



Terhadap sekeluarga yang pendapatan bulanannya hanya sekitar 1.000 RMB (Rp. 1,5 juta) bisa
dikatakan, sebuah TV 21" sudah merupakan barang mewah. Sebuah ranjang atas dan bawah sudah
memenuhi seluruh kamar, di atasnya penuh dengan barang pecah belah, hanya tersisa sedikit
ruang kecil. Xiong Chun berkata, itu adalah ranjang Tse Tse. Sebuah meja lipat tergantung
di dinding, itu adalah meja belajar Tse Tse, juga adalah meja makan keluarga. Di samping
pintu yang luasnya tidak sampai 1 m2, ada "dapur" yang dibuatnya sendiri, di samping kompor
masih tersisa sebatang kubis. "Makanan dan minyak dirumah semua diberikan oleh teman
mamanya, satu hari tiga kali makan, Cuma makan malam yang agak lumayan, dirumah jarang
makan daging, namun setiap minggu mereka akan mengeluarkan sedikit biaya untuk mengubah
kehidupan anaknya, namun setiap kali makan, Tse Tse akan membiarkan saya makan dulu, baru
dia makan." Kata Xiong Chun. Tangan mungil Tse Tse sedang memijat kaki papanya.

Setiap hari memijat papanya 3 kali Mama Tse Tse bekerja di pabrik, setiap siang hari dia
akan menyisakan sedikit waktu pulang ke rumah menanak nasi untuk suaminya, setelah menyuapi
dia segera balik ke pabrik bekerja, tanggung jawab merawat suaminya semua di bebankan ke
pundak Tse Tse.

Xiong Chun memberitahu wartawan, setiap pagi jam 6.30 begitu jam alarm berbunyi,
Tse Tse akan bangun, cuci muka dan sikat gigi, dia juga membantu papanya mencuci muka,
selesai itu dia akan memijat tangan dan kaki papanya, kira-kira 10 menit. Pulang sekolah
sore, dia akan memijat papanya lagi, malam setelah memandikan papanya, dia akan memijat
papanya lagi, baru tidur. "Agar bisa lebih banyak membantu mamanya, Tse Tse kadang-kadang
ikut mamanya memungut barang bekas untuk menambah penghasilan keluarga. "Xiong Chun sangat
sayang anaknya. Tetangga di sekeliling sangat terharu dan mengatakan: "Tse Tse sangat
mengerti. Kita semua merasa bangga ada anak seperti ini."

Suatu ketika, Mama membawa dia memungut botol air bekas untuk menambah penghasilan.
Tse Tse memungut satu mainan mobil plastik bekas di tempat sampah, dia bagaikan mendapat
barang pusaka, setiap hari akan main sebentar dengan mobil plastiknya itu.
Yang Xianfui berkata, kemarin mama dan anak pergi memungut besi bekas, bisa dijual 20 Yuan.

Tse Tse punya satu boneka kecil yang lucu, itu yang paling disayanginya. Malam hari juga
mengendongnya tidur. "Dia melihat boneka itu di toko, beberapa kali dia memintanya, 5 Yuan,
saya tidak tega terus, akhirnya saya nekat membelikannya," Boneka 5 Yuan yang paling
disukainya. Kata Xiong Chun.

Tse Tse dengan tekun merawat papanya. Begitu Tidak Boleh Sekolah, Langsung Menangis Untuk
mengirit biaya listrik,setiap hari begitu pulang sekolah Tse Tse akan memindahkan
"Meja kecilnya" keluar, mengejar siang hari menyelesaikan PR-nya. "Uang sekolahnya setahun
sekitar 3.000 sampai 4.000, kami tidak sanggup. Karena tidak ada uang, tahun ini saya juga
melepaskan berobat lagi," kata Xiong Chun.

Beberapa waktu yang lalu, dia berbicara dengan istrinya agar
Tse Tse berhenti sekolah saja, Tse Tse begitu tahu langsung menangis. Xiong Chun berteriak,
"Hidup normal saja bermasalah, masih harus kasih dia sekolah, sungguh susah, bila sudah
tidak mungkin, biar dia berhenti saja." Tse Tse yang sedang bermain boneka, begitu
mendengar kata papanya, langsung menangis.

Xiong Chun menarik Tse Tse ke sisinya,
membujuk: "Papa akan usahakan kamu sekolah, biar kamu bisa sekolah!" Setelah dibujuk
beberapa kali, Tse Tse baru berhenti menangis, dengan tangan mungilnya dia menyeka air
matanya. "Terhadap Tse Tse, saya sungguh menyesal....," sambil menangis tersedu,
Xiong Chun sudah tidak dapat berkata lagi.

Xiong Chun berkata: "Saya percaya pasti akan sembuh, Tse Tse adalah harapan saya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...